LaNyalla Desak Segera Produksi Massal Ventilator Buatan Pindad

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendesak Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menugaskan PT Pindad (Persero) memproduksi massal alat bantu pernafasan atau ventilator yang dibutuhkan, terutama Rumah Sakit rujukan pasien Covid-19.

Soalnya, kata LaNyalla dalam keterangan pers dari Biro Pemeberitaan dan Humas DPD RI, harga ventilator Produksi Pindad ini juga jauh lebih murah bila dibanding produk impor. Dalam kunjungan kerja ke PT Pindad itu, Ketua DPD RI didampingi Senator dapil Jawa Barat, Oni Suwarman dan Eni Sumarni. Mereka diterima Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose dan Direktur Utama PT Pindad Enjiniring Indonesia, Sena Maulana serta jajaran direksi Pindad Medika Utama.

“Harga yang ditawarkan Pindad jauh di bawah harga produk impor. Dan, komponen bahan bakunya, 100 persen lokal. Harga produk impor mencapai 900 juta hingga 1 milyar rupiah. Produk Pindad dari yang paling sederhana di angka 10 juta rupiah hingga yang paling mahal di angka 100 juta rupiah. Kalau pemerintah serius dalam penanggulangan Covid-19, segera tugaskan Pindad untuk produksi massal, dan distribusikan ke rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia,” kata LaNyalla, Senin (20/4).

PT Pindad menyiapkan dua produk ventilator yakni Ventilator Resusitator Manual (VRM) dan serta dua type Ventilator Covent-20, yaitu type CPAP (oksigen terapi) dan type CMV (pasien gagal nafas). Untuk VRM dipatok di harga Rp. 10 juta. Sedangkan Covent-20 CPAP di kisaran Rp. 60 juta dan Covent-20 CMV di angka Rp. 100 juta.

Dijelaskan Abraham, untuk type VRM murni hasil kreasi Pindad. Sedangkan Covent-20, hasil kerjasama PT Pindad dengan Universitas Indonesia. “Untuk type Covent-20 cocok digunakan untuk pra-rumah sakit, intra-rumah sakit, antar-rumah sakit, dan transportasi atau mobile,” papar dia.

Senada dengan LaNyalla, Oni Suwarman mengatakan, pandemi Covid-19 bukan hanya terjadi di kota-kota besar di Pulau Jawa, tetapi sudah merata di seluruh provinsi di Indonesia. Sementara kesiapan RS khususnya terkait dengan ketersediaan ventilator sangat tak sebanding dengan jumlah pasien. “Kalau produk Pindad jauh lebih murah, mengapa tidak langsung dieksekusi untuk produksi?” tanya Ono.

Sebelumnya, LaNyalla membeberkan beberapa langkah negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Philipina, Malaysia dan Thailand yang sangat serius dan bergerak cepat menanggulangi wabah ini. “Bahkan Kongres Philipina menyetujui kewenangan lebih besar dan cepat kepada pemerintah untuk memperkuat ketahanan di sektor kesehatan dengan memberi wewenang untuk secara paksa menggunakan sejumlah fasilitas dan utilitas publik untuk penanganan pandemi Covid-19,” urai dia.

Dikatakan, ada tiga ketahanan nasional negara yakni pangan, energi dan sektor kesehatan. “Hari ini kita harus cepat dan serius melakukan semua upaya untuk mempertahankan ketahanan sektor kesehatan. Tentu tanpa melupakan penanganan dampaknya. Seperti jaring pengaman sosial dan ekonomi,” ungkap dia. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait