LaNyalla Dukung NTT-NTB Jadi Pusat Budidaya Ikan Kerapu dan Kakap

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Rencana pemerintah menjadikan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai pusat budidaya ikan Kerapu dan Kakap mendapat dukungan dari Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.

Menurut senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur tersebut, pembudidayaan dua komoditas ekspor itu dapat menambah devisa negara dari sektor perikanan. Kedua provinsi ini ditargetkan menjadi andalan budidaya ikan Kerapu dan Kakap secara nasional tahun depan.

Budidaya ikan laut memang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kita tidak bisa hanya mengandalkan hasil tangkap yang fluktuatif, tapi juga harus melakukan pembudidayaan.

“Untuk itu, rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan NTT dan NTB sebagai pusat budidaya Kerapu dan Kakap harus kita dukung,” tutur LaNyalla dalam keterangan pers yang diterima awak media, Jumat (2/7).

Menurut LaNyalla, ikan Kerapu dan Kakap merupakan komoditas yang sangat potensial. Selain buat memenuhi kebutuhan dalam negeri, Kerapu dan Kakap sangat berpeluang menguasai pasar internasional. “Kami mendorong agar pemerintah segera meningkatkan infrastruktur di NTT dan NTB untuk menunjang target tersebut.”

Dia berharap NTT dan NTB dapat berkembang menjadi tempat terpadu industri Kakap dan Kerapu. Lokasi pembudidayaan diharapkan bisa menyediakan fasilitas penyimpanan hasil produksi, dibutuhkan sistem cold storage.

Bisa juga ditambahkan sebagai tempat industri pengalengan ikan, industri pembuatan fillet ikan, dan lainnya. “Perlu juga dipikirkan lokasi pembibitan Kerapu dan Kakap terpadu dengan tempat pembudidayaan. Jadi, semua berada di satu kawasan. Tapi pengolahan limbah industri harus jelas dan terjamin,” sambung dia.

LaNyalla optimistis pengembangan NTT dan NTB sebagai pusat budidaya Kerapu dan Kakap akan membuahkan hasil yang baik. Selain membantu pendapatan daerah, tentu keberhasilan juga berdampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Neraca perdagangan mutlak harus positif. Dengan demikan cadangan devisa dari subsektor Kerapu dan Kakap bisa meningkat. Pengembangan produksi dua komoditas yang menjanjikan itu harus kita genjot,” tutup LaNyalla.

Produksi dan ekspor ikan Kerapu memang sempat mengalami penurunan dampak pandemi Covid-19. Seiring waktu, ekspor Kerapu di Indonesia meningkat sampi 5 persen di pertengahan 2020.

“Apalagi saat ini KKP telah mengubah aturan yang mengizinkan kapal ekspor ikan Kerapu hidup ke luar negeri, setelah pelarangan ekspor Kerapu hidup merugikan nelayan dan petani tambak karena harganya anjlok. Harga Kerapu semakin tinggi jika dijual secara hidup di pasar Jepang, Korea, Tiongkok, Hongkong dan Taiwan.”

Data KKP 2020, volume ekspor Kerapu meningkat 5,4 persen per tahun, dari 153 ribu ton menjadi 188 ribu ton. Sedangkan tren kenaikan nilai ekspor kerapu 4,6 persen per tahun, dari USD261 juta menjadi USD303 juta USD.

Berdasarkan data itu, LaNyalla mengatakan permintaan ikan Kerapu di dunia sangat tinggi.

“Pembudidaya dan pengusaha harus mencari peluang dan pemerintah tentunya harus terus memberi dukungan fasilitas, termasuk distribusi yang saat ini mengalami hambatan akibat adanya pembatasan dampak Covid, khususnya di Tiongkok yang menjadi pasar terbesar ekspor Kerapu Indonesia,” tutur dia.

Untuk komoditas Kakap, KKP telah menyatakan Kakap Putih akan dijadikan sumber andalan untuk mendapatkan devisa bagi negara. Hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai sistem logistik benih Kakap Putih yang efektif dan efisien.

Saat ini KKP menjadikan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam sebagai pusat pembenihan Kakap Putih. “Saya kira perlu ada lagi pusat lokasi pembibitan di sejumlah wilayah, khususnya di daerah yang akan dijadikan lumbung Kakap Putih,” kata dia.

Diingatkan, Kakap Putih menjadi salah satu ikan yang digemari hingga benua Eropa dan AS. Peluang itu harus diambil Indonesia mengingat negara ini memiliki kekayaan laut yang luar biasa.

“Penting juga melibatkan masyarakat dan kelompok pembudidaya ikan berskala kecil, agar mereka mendapatkan manfaat dari sentra pengembangan komoditas ini. Berikan pelatihan-pelatihan serta peningkatan pendampingan,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait