LaNyalla Imbau Perguruan Tinggi Lakukan Model Baru Perkuliahan Tatap Muka

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menhimbau Perguruan Tinggi mempersiapkan metode baru untuk proses belajar di era pandemi Covid-19 karena Kemendikbud-Ristek manargetkan kegiatan belajar mengajar mulai dilakukan Juli 2021.

Ditjen Pendidikan Tinggi akan mengizinkan aktivitas mahasiswa di kampus pada Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 untuk Perguruan Tinggi yang memenuhi syarat.

Soalnya, vaksinasi Covid-19 untuk lima juta pendidik dan tenaga pendidik ditargetkan selesai minggu ketiga Juli atau saat tahun ajaran baru. “Sebab itu, Perguruan Tinggi sudah harus bersiap dari sekarang,” tutur LaNyalla dalam keterangan pers yang diterima awak media, Rabu (5/5).

Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur ini menambahkan, pembelajaran di perguruan tinggi pada semester genap bisa dilakukan dengan metode campuran tatap muka dan online. Ini bisa disesuaikan dengan status dan kondisi daerah serta kampus masing-masing.

“Hal tersebut merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan Ditjen Dikti Kemendikbud-Ristek melalui Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 6 Tahun 2020,” kata LaNyalla.

Salah satu Perguruan Tinggi yang sudah melakukan persiapan untuk menghadapi pembelajaran tatap muka adalah President University. Kampus ini menerapkan perkuliahan blended learning, yaitu memadukan pola belajar offline dan online.

Menurut LaNyalla, hal ini bisa dilakukan untuk menyiasati model belajar dengan adaptasi kebiasaan baru. “Model belajar seperti ini boleh dipilih mahasiswa sesuai dengan kebutuhan dan minat masing-masing sehingga tujuan belajar tetap mampu dicapai dengan kualitas belajar yang baik.”

Dikatakan, inovasi belajar dapat dijadikan alternatif tanpa mengurangi kualitas belajar. Namun, metode belajar tatap muka perlu mendapatkan persetujuan dari orangtua mahasiswa.

“Sistem perkuliahan blended learning seperti di President University tidak bisa sepihak menjadi keputusan pihak kampus. Harus ada kesepahaman bersama, termasuk harus mendapat izin dari Ditjen Dikti,” papar LaNyalla.

Diingatkan, mengenai urgensi infrastruktur protokol kesehatan di kampus. Aktivitas mahasiswa juga masih harus dijaga ketat agar tak menimbulkan kerumunan. “Yang harus menjadi perhatian adalah penguasaan optimal dari para pengajarnya, seperti kemampuan dosen mendesain pembelajaran atau skenario belajar yang inovatif.”

Juga dingatkan pentingnya kolaborasi antar-pengajar dan mahasiswa dalam metode perkuliahan yang baru. Selain itu, kampus diminta membuat forum diskusi atau interaksi yang dilengkapi dengan sarana belajar agar mahasiswa semakin kaya akan sumber pembelajaran.

“Inovasi belajar perlu dikedepankan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, inovasi model belajar ini diharapkan dapat diadopsi di kampus-kampus atau sekolah lainnya,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait