LaNyalla: Impor Jahe Bisa Dihentikan Jika Produksi Ditingkatkan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Untuk memenuhi kebutuhan pasar, pemerintah telah mengimpor 24,4 ribu ton jahe pada 2020 dan 2021. Jumlah tersebut terdiri dari 17.893,6 ton jahe yang diimpor 79 perusahaan sepanjang tahun lalu dan 6.524,2 ton jahe yang diimpor 46 perusahaan di tahun ini.

Data ini dikritisi Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Menurut dia, Pemerintah harus memberikan perhatian serius. “Pemerintah harus memberikan perhatian serius terhadap impor. Permintaan pasar terhadap jahe cukup tinggi. Sayang, hal ini tidak diimbangi penambahan produksi. Inilah alasan akhirnya jahe diimpor. Keputusan ini tentu tidak mendukung kemakmuran petani kita,” katanya, Jumat (2/4).

LaNyalla berharap Pemerintah sigap dalam menghadapi permintaan pasar.
“Di Indonesia, setiap kabupaten memiliki dinas pertanian yang dapat secara cepat merespons kebutuhan pasar terhadap jahe. Hal ini menjadi kesempatan bagi petani untuk memiliki penghasilan saat masa pandemi. Jadi sekali lagi, orientasi impor harus terus dievaluasi,” kata dia.

Dikatakan, hal seperti ini harus menjadi perhatian pemerintah kabupaten yang memiliki peluang-peluang memproduksi jahe atau tanaman lainnya yang mampu ditingkatkan, jika tren permintaan meningkat. Di Indonesia sebenarnya setiap jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik. Meski ada sebagian komoditas yang memang harus ditutupi dengan impor.

“Ini sebenarnya keuntungan buat kita. Indonesia sudah disediakan alam yang makmur, tinggal kita mengolahnya dengan maksimal, dengan pendekatan inovasi kombinasi bio teknologi, dan otomasi. Yang tujuan akhirnya untuk kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu pemerintah harus hadir. Karena itu, saya minta Pemerintah Kabupaten menggerakan petani untuk memproduksi berbagai jenis tanaman dan pangan yang cocok dan sesuai dengan wilayahnya. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait