JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti angkat bicara terkait wacana penutupan perwakilan Lembaga Sensor Film (LSF) Daerah yang ada di Jawa Timur oleh LSF Pusat.
Menurut LaNyalla, LSF Daerah layak dipertahankan eksistensinya dan ditambah. Karena banyak materi-materi lokal di Daerah atau produk budaya lokal yang disensorkan di LSF Pusat.
Karena itu, perlu membentuk perwakilan, dengan harapan memberikan kemudahan kepada sineas lokal untuk menyensorkan materinya, sehingga tidak perlu ke Jakarta. “Tentu LSF di daerah akan mempermudah kinerja terkait bidang perfilman. Apalagi sineas dan rumah produksi di Jawa Timur cukup banyak memproduksi film dan iklan,” kata LaNyalla, Kamis (15/4).
Dia menilai ada beberapa alasan perlunya LSF daerah dipertahankan. Pertama, otensi film lokal berkembang cukup baik, meski di masa pandemi mengalami penurunan. “Sebagai contoh di Jatim, berdasarkan data LSF Jatim, Production House (PH) yang produktif tercatat 40 PH tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Perfileman Republik Indonesia (APPRI),” tutur LaNyalla.
Kedua, potensi TV lokal menjadi obyek pemantauan LSF, baik skala regional maupun lokal daerah. Sebagaimana diketahui, TV lokal dan platform digital berkembang pesat di Jatim. berdasarkan data dari KPID Jatim, 2019 terdapat 85 stasiun TV dari berbagai platform.
“Hal ini menjadi penting bagi LSF untuk turut mengawal dan memastikan masyarakat Jawa Timur memperoleh tayangan atau hiburan yang sehat dan edukatif,” kata LaNyalla.
Ketiga, sosialisasi budaya sensor mandiri mendapatkan respon positif dari berbagai dari kalangan akademis, lembaga pendidikan/pondok pesantren serta organisasi kemasyarakatan (Muhammadiyah dan NU) organisasi kesenian dan komunitas film.
“Peran lembaga sensor amat penting agar tayangan yang disajikan itu dapat berkualitas, sesuai standar etika yang berkembang di masyarakat dan yang terpenting menjadi benteng bagi akhlaqul karimah masyarakat berdasarkan nilai-nilai Pancasila,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)