SURABAYA, beritalima.com|
Berkurangnya jendela makan saat bulan puasa memaksa masyarakat untuk mampu mengelola dan memperhitungkan asupan gizi yang dikonsumsi. Selain hal tersebut, masyarakat harus mampu melakukan penyesuaian tubuh untuk dapat berpuasa selama lebih dari dua belas jam. Pemenuhan gizi harus diperhatikan, terutama saat sahur dan berbuka.
Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Dominikus Raditya Atmaka SGz MPH, mengatakan bahwa prinsip gizi selama berpuasa adalah dengan memilih makanan yang lambat dicerna oleh tubuh sehingga pelepasan glukosa tidak terlalu cepat. Sehingga lebih lama kenyang dan tidak mudah lapar.
“Perlu hati-hati untuk memilih makanan, terutama yang memiliki potensi sakit maag karena kondisi berpuasa sangat mungkin meningkatkan asam lambung dalam jumlah banyak karena tidak ada makanan yang masuk dalam waktu lama,” ujarnya.
Mencari makanan yang ramah lambung ketika bulan Ramadan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Selain itu, mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan mengandung karbohidrat kompleks juga merupakan hal penting. Hal itu dikarenakan ketika berpuasa tubuh akan menurunkan laju metabolisme untuk menghemat pengeluaran glukosa dalam darah.
Ketika berbuka, masyarakat dapat mengonsumsi makanan yang bisa memberikan glukosa dalam waktu cepat. Seperti sunnah yang dicontohkan nabi dalam berpuasa, kurma dapat menjadi pilihan. Setelah makanan pembuka, konsumsi dapat diikuti makanan yang lebih padat energi, cairan, dan vitamin, seperti salad buah dan sup sayur.
“Pastikan Ketika berbuka mengkonsumsi cairan dalam jumlah banyak untuk menggantikan kekurangan cairan waktu siang,” tambahnya.
Sayangnya, fenomena lapar mata masih banyak terjadi. Masyarakat membeli dan mengonsumsi makanan ketika berbuka dalam kadar berlebihan. Puasa yang seharusnya menjadi ajang menyehatkan diri, justru sebaliknya.
Baginya, Hal tersebut disebabkan karena dalam kondisi lapar, otak akan mengirim sinyal untuk makan. Sehingga seringkali timbul keinginan untuk mengonsumsi makanan yang dianggap enak. Jika lapar mata ini dibiarkan dan dituruti, maka konsumsi akan menjadi lebih banyak daripada seharusnya dan menyebabkan peningkatan berat badan.
“Untuk itu perlu kemampuan untuk menahan diri dari lapar mata dan ngidam selama puasa agar lebih bisa mengatur jumlah kalori yang masuk dalam tubuh,” ucapnya.
Untuk masyarakat, ia berpesan untuk mengonsumsi makanan dengan prinsip gizi seimbang ketika berpuasa dan jangan makan berlebihan karena lapar mata. Selain itu, konsumsi cairan yang memadai agar tidak dehidrasi juga harus terpenuhi.
Tidak lupa untuk perbanyak Konsumsi sayur dan buah agar kebutuhan serat, vitamin, dan mineral harian dapat terpenuhi. (Yul)