BANYUWANGI, beritalima.com – Nuansa religius tidak hanya terlihat di Pondok Pesantren saja, buktinya di Rumah Tahanan (Rutan) Lapas kelas II Banyuwangi suasana religius ala pondok pesantren terlihat sangat kental.
Pasalnya, Lapas kelas II lakukan pembinaan kerohanian untuk warga binaannya, salah satunya dengan mengharuskan warga muslim untuk melaksanakan shalat Dhuha berjamaah di setiap harinya.
Menurut Kalapas Banyuwangi, Ketut Akbar Akhjar, dengan pembinaan seperti itu diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan dan juga dimaksudkan untuk menanamkan rasa syukur serta menambah keimanan dan ketaqwaannya sebagai seorang muslim.
” kami berharap dengan kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan jiwa kerohanian para warga binaan dan menumbuhkan keimanan serta ketaqwaan warga binaan.” Ujar ketut
Bahkan ketut menambahkan warga binaan dapat mengontrol perbuatannya dan berubah menjadi lebih baik.
” Dengan kegiatan ini pula kami berharap nantinya perilaku WBP baik tahanan maupun narapidana yang awalnya keras dan tidak terkontrol dapat berubah menjadi lebih baik dan dikala keluar Lapas tidak lagi melakukan hal-hal yang melanggar hukum.” Imbuhnya.
Selain sholat Dhuha WBP juga diharuskan bertadarus dan juga di lakukan pembinaan serta pembekalan bagi WBP yang tidak bisa membaca Alqur’an. Kegiatan tersebut terpusat di Masjid At-Taqwa Lapas II Banyuwangi.
“Setiap pagi kita rutinkan salat dhuha, terus lanjut ngaji bersama dan membekali narapidana sehingga bagi yang belum bisa baca Alqur’an bisa membaca Alqur’an dan yang terpenting agar perilaku mereka berubah tidak lagi berperilaku yang melanggar hulum,” pungkas akbar
Saat di temui wartawan takmir masjid At-Taqwa, Abdul Wahid, mengatakan selain memberikan siraman rohani kota juga beri kegiatan Hadrah untuk mengisi kegiatan umum.
“selain kegiatan itu semua kami juga memberikan siraman rohani dalam bentuk music hadrah. yang bertujuan mengisi kegiatan -kegitan umum. yang utama adalah music juga sebagai media berdakwah dan juga memperkuat rasa iman dan taqwa kita”pungkasnya. (Abi)
