KOBA – Menanggapi adanya tudingan dari juru bicara FPMP2 Bateng Yani Basaroni pada media cetak pada Rabu (21/2/18) kemarin dimana ia menyebutkan bahwa ia mengkritik masyarakat Bateng yang menyampaikan aspirasinya lewat spanduk tersebut sangat berbahaya dan menghina pimpinan daerah.
“Warga menyampaikan aspirasi saja di anggap berbahaya dan menghina pemimpin. Justru sikap Roniyani Basaroni ini tidak mencerminkan sosok manusia yang tidak bisa hidup berdemokrasi.
Kami Warga asli dari nenek moyang kami tinggal di Bangka Tengah ini merasa kecewa dengan pernyataan Roni Basaroni di media cetak, ungkap Manto (39) yang didampingi Muh Kodri dari Forum Laskar Pemuda Bangka Tengah, Minggu (25/2/18).
Manto menyebutkan kawan-kawan Bangka Tengah sudah benar menyampaikan aspirasi soal kekosongan jabatan wabup Bangka Tengah.
“Kami juga sangat setuju, aksi yang di lakukan asyarakat Bangka Tengah memprotes pihak terkait karena sampai saat ini Bateng masih pincang posisi wabup masih kosong,” ujar Manto.
Kami dapat informasi bahwa molornya pemilihan wabup Bangka Tengah ini di duga dimainkan beberapa partai pengusung karena tidak ingin ada wakil bupati.
Sepertinya bupati kami ini anti kritik, karena informasi yang beredar tidak lama saat spanduk aspirasi masyarakat di pasang, ada perintah segera di cabut aparat pemerintah setempat dengan alasan tidak ada izin.
“Jika benar seperti ini, kami menduga bupati anti kritik dari masyarakat. Kami heran sekali aspirasi masyarakat dinilai menganggu. Zaman now masih ada pejabat berpikir masyarakat yang ingin menyampaikan harus dibumi hanguskan,” tandasnya.
Sementara, salah satu warga Koba Zaina mengaku pernah mendengar beberapa hari yang lalu ada warga yang memasang spanduk protes agar Bangka Tengah segera memiliki wakil bupati.
Saya setuju agar pak bupati segera memiliki wakil bupati agar pembangunan meningkat.
“Jujur sealam ini anak saya juga susah cari kerja, bahkan untuk makan sehari-hari pun kami harus kesana kesini berjualan,” ungkapnya sengan nada kesal.
Bapak dewan yang ada di DPRD Bareng sekarang ini beda dengan yang dulu, mereka sibuk urusannya sendiri, tidak lagi memikirkan masyarakat. “Entahlah pak, susah ngomongnya mereka dak lagi mikir masyarakat,” tandas Zaina.(And).