Jakarta, beritalima.com| – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gelar latihan kesiapsiagaan tsunami berskala internasional Indian Ocean Wave Exercise 2025 (IOWave25), bertepatan dengan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia, menguji skenario gempa dahsyat Magnitudo 9.2 (M9.2) di Utara Sumatra.
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan, kegiatan ini merupakan momentum pengingat kolektif akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi ancaman tsunami. Adapun pelaksanaannya dipusatkan langsung dari ruang operasional Multi Hazard Early Warning System (MHEWS) BMKG untuk memastikan seluruh rantai peringatan dini tsunami berjalan prima dan responsif.
“Kegiatan ini mencerminkan tekad BMKG untuk memastikan bahwa keselamatan masyarakat adalah prioritas utama yang tidak dapat di tawar,” kata Faisal di Gedung MHEWS, Kantor Pusat BMKG, Jakarta (5/11).
Penerapan IOWave yang bersinergi dengan peringatan global ini menjadi tonggak penting dalam menegaskan komitmen BMKG dimana sistem peringatan dini tsunami yang sudah dibangun dan dioperasikan senantiasa berada dalam kondisi prima.
Latihan skenario Utara Sumatra M9.2 ini melibatkan partisipasi luas dari berbagai elemen bangsa. Faisal menegaskan bahwa kesiapsiagaan tsunami adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya MKG semata.
“Kami sangat senang dengan tingginya partisipasi. Laporan terakhir mencatat keterlibatan dari BNPB, Basarnas, Polri, Metro TV, TVRI, 30 BPBD, kantor Basarnas daerah, 3 Sekolah, 7 komunitas Tsunami Ready, dan bahkan 1 ruang publik yaitu Bencoolen Mall,” jelasnya.
Sebelumnya, latihan IOWave25 untuk skenario Selat Sunda pada 25 September telah sukses melibatkan 77 lokasi dan lebih dari 4.000 peserta, termasuk masyarakat, infrastruktur kritis (bandara), dan sektor privat di pesisir pantai.
Melalui IOWave25, Indonesia berperan ganda yang strategis. BMKG tak hanya bertindak sebagai National Tsunami Warning Center (NTWC) yang menyebarluaskan tes peringatan dini ke seluruh wilayah Indonesia, tetapi juga sebagai Tsunami Service Provider (TSP) utama di Kawasan Samudera Hindia yang menyediakan informasi peringatan dini ke negara-negara lain.
“Peran internasional ini telah membawa manfaat nyata. Bersama masyarakat, kita telah mampu membangun komunitas Tsunami Ready diakui UNESCO, yang juga ikut berlatih bersama kita hari ini. Kita akan terus membangun sinergi agar masyarakat di seluruh pesisir Indonesia semakin tangguh,” tutup Fathani, sebelum secara resmi membuka Latihan,” paparnya.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Nelly Florida Riama menambahkan, latihan ini krusial untuk menguji sistem peringatan dini tsunami dari hulu hingga ke hilir. Tak hanya menguji sistem, tetapi menjadi ajang pembelajaran bersama untuk memperkuat koordinasi, mengasah kecepatan respon, dan menilai efektivitas Standard Operating Procedures (SOP) di tingkat nasional maupun daerah.
Tahun ini, Indonesia berpartisipasi aktif dalam keempat skenario IOWave25, meliputi beragam Skenario, seperti di Selat Sunda, Makran, Tsunami Vulkanik Fani Maore, dan Utara Sumatra. Tujuan akhir latihan komprehensif ini untuk memastikan peningkatan nyata dalam kesiapsiagaan masyarakat pesisir dan perbaikan berkelanjutan pada sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS).
Sedangkan Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menegaskan, latihan IOWave25 merupakan langkah strategis untuk mewujudkan cita-cita besar InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System), yakni “zero victims” jika terjadi gempa dan tsunami.
“Peringatan dini tidak akan berarti tanpa adanya respon cepat dan tepat. Karena itu, BMKG terus mendorong terbentuknya Tsunami Ready Community di berbagai wilayah pesisir, agar masyarakat mampu melakukan evakuasi mandiri saat menerima peringatan,” ujar Daryono.
Dengan semangat Bersama Kita Berlatih, Tangguh Hadapi Tsunami, BMKG menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sistem peringatan dini tsunami nasional, serta membangun masyarakat yang semakin siap dan tangguh terhadap ancaman bencana alam.
Indian Ocean Wave Exercise (IOWave) adalah latihan rutin yang dikoordinasikan oleh Intergovernmental Coordination Group for the Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS) UNESCO. Latihan ini bertujuan menguji sistem peringatan dini, prosedur operasi standar (SOP), dan kesiapan respons negara-negara di Samudera Hindia terhadap ancaman tsunami.
Jurnalis: abri/rendy







