JAKARTA, Beritalima.com– Politisi senior yang juga tokoh pendidikan Jawa Timur, Prof Dr Zainuddin Maliki meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) segera mengevaluasi pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (Darum).
Sejauh ini, ungkap legislator dapil X Provinsi Jawa Timur tersebut dalam keterangan tertulis melalui WhatsApp (WA) kepada Beritalima.com, Kamis (30/4) siang, yang dilaporkan masih menyangkut jumlah siswa peserta PJJ. Bahkan Dirjen PAUD, Dasar dan Menengah Kemendikbud menyebut lebih dari 90 persen siswa mengikuti program belajar Darum.
Pihak TVRI juga melaporkan, rating pemirsa televisi Pemerintah itu naik drastis setelah menyiarkan paket pembelajaran bersama Kemdikbud sejak 13 April lalu. Namun, yang diperlukan bukan hanya jumlah keikutsertaan siswa, tetapi perlu dievaluasi efektivitas pembelajaran itu.
“Saya kira survei yang sudah dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sangat membantu dalam mengevaluasi efektivitas belajar Darum ini. Secara umum juga harus diakui, guru-guru kita sudah berusaha bekerja keras selama pandemi. Namun evaluasinya belum bisa mengantar siswa mencapai tujuan instruksional yang diinginkan,” kata Zainuddin.
Masalahnya, lanjut Penasehat Dewan Pendidikan Jawa Timur itu, mayoritas siswa mengaku tidak bisa berinteraksi dengan guru. Interaksi hanya terjadi ketika memberi dan menagih tugas yang bertubi-tubi. Ujungnya, siswa menilai belajar di sekolah lebih menyenangkan daripada Darum.
Dari hasil evaluasi seperti ini, ungkap Zainuddin, diharapkan Kemdikbud segera mengambil langkah. “Dalam hal ini Kemdikbud harus bisa memberi kesempatan guru melakukan pelatihan. Tentu secara virtual. Sembari menjalankan tugas mengelola PJJ, guru juga perlu berlatih mengelola belajar Darum dengan benar. “Diharapkan dari pelatihan itu, guru menjadi lebih inovatif, tidak sekadar mengisi PJJ hanya dengan memberi dan menagih tugas semata. ”
Perlu disadari bahwa PJJ menyangkut banyak hal. PJJ memiliki sejumlah dimensi untuk dipertimbangkan. Antara lain guru harus bisa memastikan siswa tahu apa yang diharapkan dari pembelajaran darum. Selain itu, guru juga harus dapat melakukan semua tindakan dan kegiatan yang diperlukan dalam pembelajaran darum. Perlu kemampuan tertentu untuk bisa mempersiapkan dan mengimplementasikan materi dalam sesi PJJ yang tidak membikin siswa jenuh, sebaliknya mendorong siswa aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Dikatakan, mentransformasikan materi darum sangat berbeda dengan belajar di sekolah. Guru tidak bisa mengajar dengan membayangkan semua siswa didiknya berada di lingkungan yang sama. Tidak semua siswa didik tinggal di rumah yang kondusif untuk belajar.
Karena itu, Kemdikbud harus bisa memfasilitasi berupa sarana yang bisa membantu guru betapapun sulitnya, untuk tetap bisa mengetahui dan memahami kondisi siswanya di rumah masing-masing. Jadi memang PJJ adalahal sesuatu yang kompleks.
Selain itu, Kemdikbud juga harus bisa mengajak dan memfasilitasi guru menyisihkan waktu meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi pembelajaran daring. “Fasilitasi guru mengadaptasikan teknologi PJJ yang tiba-tiba harus digeluti ini untuk bisa dilaksanakan secara efektif sehingga siswa belajar darum dengan senang,” demikian Prof Dr Zainuddin Maliki. (akhir)