Lengkapi Kabinet Jokowi, Pengamat: Laksana Tri Handoko Yang Kompeten

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik Nadiem Makarim, Bahlil Lahadalia serta Laksana Tri Handoko di Istana Merdeka, Rabu (28/4) petang untuk melengkapi Kabinet Indonesia Maju (KIM) sesuai dengan nomenklatur yang baru.

Dari tiga nama tersebut, kata pengamat politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga ketika bincang-bincang dengan Beritalima.com, Jumat (30/4) pagi, hanya Laksana Tri Handoko yang paling pas penempatannya sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Laksana selain memang berkompeten di bidang riset, dia juga sudah familiar dengan dunia riset di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Dengan begitu, tidak ada masalah bagi Laksana diberi Jokowi kepercayaan untuk memimpin BRIN. Laksana bakal cepat menyesuaikan diri membawa BRIN menghasilkan hasil riset dan inovasi bermanfaaat bagi bangsa dan negara,” kata pria yang akrab disapa Jamil ini.

Terkait dengan Nadiem, lanjut Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Dekan Fikom IISIP) Jakarta 1996-1999, selama memimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), belum ada terobosan yang monumental.

Bahkan banyak kebijakan Nadiem yang menuai kontroversial. Teranyar hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asyari sejumlah tokoh masa lalu dalam buku pelajaran pendidikan. Hilangnya nama-nama tokoh nasional itu hanya dijawab begitu enteng oleh Nadiem. “Nanti kami revisi,” kata Jamil menirukan ucapan Nadiem.

Karena itu, lanjut penulis buku Perang Bush Memburu Osama ini sangat diragukan Nadiem mampu membawa lembaga baru itu setelah ditambah tugas dan fungsi Ristek.

Sebab, kapasitas Nadiem di bidang pendidikan, kebudayaan dan ristek hingga saat ini belum tampak. Karena itu, sangat disayangkan bila kementerian ini ditangani sosok sekelas Nadiem. “Mau dibawa ke mana pendidikan dan iptek Indonesia,” kata dia.

Bahlil Lahadalia yang didapuk sebagai Menteri Investasi juga layak diragukan. Dia memang sebelumnya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tetapi prestasinya tidak menonjol.

Selama Bahlil menjadi Kepala BKPM, apakah investasi ke Indonesia meroket? Tentu tidak, bahkan Indonesia kalah dengan Vietnam dalam penarikan investasi dari luar. Karena itu, wajar diragukan kalau Bahlil jadi Menteri Investasi dapat meningkatkan investasi ke Indonesia sebagaimana ditargetkan Jokowi.

“Jadi, terpilihnya Nadiem dan Bahlil sebagai menteri bukan karena kompetensinya, tapi lebih banyak pertimbangan politis. Karena itu, dua sosok ini dikhawatirkan tidak akan dapat memenuhi harapan Jokowi,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)

 

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait