SURABAYA, beritalima.com – Dalam upaya melestarikan budaya dan kesenian lokal, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo), menggelar acara yang bertajuk Festival Pertunjukan Rakyat (Pertura). Acara yang dikemas dalam sebuah ajang pertunjukkan seni budaya ini, bertujuan untuk mencari bakat generasi muda dalam upaya melestarikan budaya dan kesenian lokal.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan bahwa saat ini eksistensi budaya lokal sudah semakin tergerus dan punah dengan datangnya budaya asing. Maka dari itu, Pemkot Surabaya berupaya bagaimana agar budaya dan kesenian lokal tetap lestari. Salah satunya yakni melalui acara yang bertajuk Festival Pertunjukkan Rakyat.
“Melalui acara ini, kita ingin agar budaya kita tetap terus dilestarikan. Ini yang sebenarnya menjadi titik berat kami,” kata Agus, disela-sela acara Pertura yang bertempat di Balai RW II Kelurahan Medokan Semampir Surabaya, Sabtu, (12/05/18).
Budaya asing secara tidak langsung akan mempengaruhi pola hidup maupun lifestyle masyarakat. Seperti yang dicontohkan Agus, saat ini anak-anak muda lebih cenderung meniru gaya Korea. Mulai dari makanan hingga gaya berpakaian, pastinya hal ini akan berdampak juga pada perekonomian lokal. Karena anak-anak muda lebih cenderung untuk membeli produk ataupun makanan olahan dari luar.
“Maka dari itu, program Wali Kota Risma pada tahun 2016-2021 ingin bagaimana menguatkan karakter lokal Kota Surabaya,” imbuhnya.
Acara yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB ini, menampilkan delapan kelompok seniman yang kemudian diadu dalam sebuah ajang pertunjukkan. Selain itu, berbagai dinas dan unit pelayanan di Surabaya juga tampak dihadirkan untuk memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat. Seperti pelayanan mobil keliling dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) yang memberikan pelayanan pengurusan KK maupun E-KTP. Hadir pula perpustakaan keliling dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya.
Disampaikan Agus, dengan turut serta dihadirkannya dinas terkait, Pemkot Surabaya ingin memberikan pelayanan jemput bola secara langsung kepada masyarakat. Disamping itu, cara ini dinilai cukup efektif dalam mengatasi berbagai problematika yang ada di sekitar masyarakat. “Kita juga ingin berkomunikasi langsung dengan masyarakat. Selain itu, kita juga ingin melayani langsung kepada masyarakat,” ujarnya.
Acara yang berlangsung meriah tersebut, juga dihadiri Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan), warga sekitar, dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Surabaya larut melihat pertunjukan yang cukup menghibur ini. Selain bertujuan untuk melestarikan budaya tradisional, gelaran ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal dengan menghadirkan para pelaku UKM (Usaha Kecil Menegah).
Camat Sukolilo Surabaya Kanti Budiarti yang juga hadir ditengah-tengah masyarakat mengatakan selain pagelaran seni dan budaya, beberapa produk UKM turut pula dihadirkan dalam acara ini. Sebanyak 20 UKM unggulan dari Kecamatan Sukolilo turut serta meramaikan event yang bertajuk Festival Pertunjukkan Rakyat ini.
“Selain beberapa produk UKM, kesenian jaranan dari warga asli Medokan Semampir juga turut kita kenalkan dan tampilkan disini,” kata dia.
Dengan adanya acara semacam ini, menurut Kanti, pastinya masyarakat sangat antusias untuk hadir. Secara tidak langsung dengan hadirnya para pelaku UKM, otomatis juga akan berdampak pada peningkatan omset penjualan produk mereka. “Kalau ada festival semacam ini banyak dinikmati oleh warga. Tidak hanya orang dewasa namun juga anak-anak,” pungkas perempuan berkerudung ini. (*)