Liber Simbolon : Pancasila Berada Pada Titik Kritis, Perlu Revitalisasi Cara Pandang

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Dosen Universitas Bung Karno Jakarta & Ceo DANAU-TOBA.COM, Dr (C) Liber Simbolon, M.Kom dalam acara Talk Show “Revitalisasi Pancasila di Tanah Batak” dengan motto 100 Persen Indonesia, 100 Persen Batak, Kamis (28/9/2017) di Sekretariat Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI), Jakarta.

Hadir pada kesempatan itu, Ketua Umum Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI) Dr. Ronsen LM Pasaribu, MM dan Pemapar Materi oleh Danny PH Siagian, SE.MM dan Penanggap (Dewan Pakar FBBI), Dr. Merphin Panjaitan, M.Hum (Penulis Buku-buku Politik dan Dosen Universitas Kristen Jakarta/UKI), Dr. Ronsen Pasaribu, MM (Ketua FBBI), Djalan Sihombing, SH (Sekjen FBBI) dan tokoh-tokoh Batak lainnya dari berbagai latar belakang.

Dijelaskan Liber Simbolon, Pancasila telah berada pada titik kritis sehingga perlu tindakan segera berupa revitalisasi terhadap cara pandang dan perlakuan terhadap Pancasila, khususnya bagi generasi muda bangsa calon pemimpin bangsa khususnya di Tanah Batak.

Namun menurut Liber Simbolon sebagai Dosen Universitas Bung Karno Jakarta & CEO DANAU-TOBA.COM, Nenek Moyang Suku Batak atau pun pendiri bangsa (founding fathers) dengan sangat tepat dan benar telah mewariskan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah kehidupan bangsa Indonesia yang sangat multikultur karena digali dari nilai-nilai luhur Nusantara.

Oleh karena itu ia menegaskan, bahwa generasi muda sekarang ini jangan sampai menghilangkan identitas suku bangsa di Indoneia yang memiliki historis yang kuat pada nikai – nilai Pancasila. Sehingga kedepannya mampu mengatasi ancaman yang nyata dan tak terkamuflase yang akan jadi penghambat cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia, khususnya Tanah Batak (Bona Pasogit).

“Bangsa Indonesia khususnya di Tanah Batak, Pancasila merupakan harta terbesar anugerah TYME yang tidak dapat ditukarkan dengan apapun. Pancasila untuk merangkul keberagaman bangsa. Dimana memberikan nilai-nilai kesejukan seperti toleransi dan menghargai keberagaman dalam mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia khususnya Tanah Batak,” pungkasnya.

Demikian ditegaskan Liber, saat ini Pancasila menjadi sebuah manajemen identitas dalam keberagaman atau bermajemuk dalam menjawab tantangan bangsa kedepan. karena nilai-nilai yang berakar dari budaya Nusantara sehingga terbukti Pancasila menjadi wadah pemersatu bangsa Indonesia yang beraneka ragam dan multikultutal. Namun yang perlu dilakukan kata Dosen di UBK adalah menjiwai dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agar tetap kuat, sejahtera, dan makmur.

“Ke depan berdasarkan kompetensi dan kualitas orang, sehingga kita bisa menempatkan orang sesuai dengan keahliannya. Misalnya, dalam promosi atau pengisian jabatan, jangan lagi lihat unsur SARA, tetapi harus berdasarkan kompetensi dan kualitas orang, sehingga kita bisa menempatkan orang sesuai dengan keahliannya,” jelasnya.

Ditambahkan Liber pada saat ini, penjiwaan dan kultur yang kuat dari suku Batak yang sangat beragam tanpa memandang SARA bukan saatnya lagi membicarakan perbedaan dan menonjolkan perbedaan karena bngsa Indonesia sudah majemuk dan bertetangga dengan suku-suku lainnya bahkan secara global. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *