JAYAPURA – Lebaran telah memasuki hari ke tujuh, warga diseantero nusantara mulai berbondong-bondong memadati objek wisata. Sama halnya dengan warga kota Jayapura dan sekitarnya. Namun yang berbeda, warga disini bukan berwisata di pantai seperti pada umumnya. Warga kota Jayapura dan sekitarnya seperti warga Kabupaten Keerom, dan warga Kabupaten Jayapura beramai-ramai berwisata ke Perbatasan Negara Republik Indonesia – Papua Nugini.
Memang, sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada beberapa waktu lalu, areal Pos Lintas Batas Negara (PLBN) RI-PNG di Skouw Kota Jayapura dan bahkan sesaat setelah disampingnya pekerjaan pembangunan areal batas negara ini sudah menjadi target wisata baru oleh warga.
Spot berbeda sangat terasa di Perbatasan RI-PNG. Selain kemegahan bangunan PLBN, dengan ornamen khas Papua yang juga digadang mengalahi desing hotel berbintang, kokohnya patung Garuda bak mengisyaratkan kedaukatan NKRI. Lain itu, Menara Suar Oinake setinggi 117 meter juga mentereng di lokasi perbatasan, menara tujuh lantai ini juga dibuka untuk warga atau wisatawan yang ingin merasakan sensasi melihat keindahan perbatasan RI -PNG dari ketinggian.
Belum lagi kekarnya gerbang masuk Republik Indonesia. Ini menjadi target phomo selfy warga dan wisatawan yang berkunjung.
Bahkan, pada hari tertentu, kita bisa bebas masuk ke wilayah negara Tetangga PNG. Meski hanya sekitar 100 meter dari perbatasan, namun cukuplah bisa merasakan sensasi keindahan alam negara tetangga dan gratis.
Husnawati, warga Abepura yang kini tlah di Raja Ampat Papua Barat ini, saat ditemui mengaku sangat senang akhirnya ia bisa menginjakkan kaki di Perbatasan RI-PNG. Diakuinya, meski alam Raja Ampat sangat menggiurkan dengan panorama bawah lautnya, namun berwisata di perbatasan yang selama ini hanya dilihatnya dari postingan media sosial beberapa rekannya membuat ia sangat ingin ke Perbatasan.
“Selama ini saya penasaran, temen-temen posting foto di batas negara, dan saya sangat pengen kesini, dan alhamdulillah hari ini terwujud,”ucapnya dengan girang.
Menurutnya, wisata perbatasan sangat berbeda, dan hanya ada di Skouw Kota Jayapura, meski batas negara di wilayah lain di Indonesia juga megah.
“Batas negara disini kayaknya berbeda, tidak sama dengan di wilayah lain, disini wilayah perbatasan negara seperti ini malah ramai jadi serbuan wisatawan. Kalau dilokasi lain, kayaknya tidak,”katanya.
Lainhalnya dengan Heppy Agung Putri, wisatawan asal kota karang Biak ini kagum karena bisa menyebrang ke wilayah Negara PNG.
“Nah, ini yang beda, kita bisa ke sebelah loh (PNG), gratis, bisa lihat pantainya meski dari kejauhan, bisa melihat perkampungan warga PNG. Disana kita juga bisa membeli pernik yang dijual oleh masyarakat, meski pakai Kina (mata uang PNG). Dan ini bisa buat cerita, kalau kita sudah ke luar negri,”katanya sambil sumringah.
Dirinya yang juga menjajal adrenalin menaiki menara Suar Oinake yang lokasinya tak jauh dari gerbang negara. 117 meter tinggi menara bercat putih ini, bisa dinaiki dengan tangga manual terbuat dari besi plat yang di design melingkar ini cukup menguras tenaga, namun saat dipuncak, sensasi kepuasan akan dirasakan, sama dengan yang dirasakan Heppy, panggilan akrabnya.
“Hosa memang (capek), tapi ya sangat indah kalau sudah sampai atas. Pemandangan luar biasa bisa kita lihat dari atas sini. Megahnya perbatasan kita, dan indahnya pantai negara tetangga membuat rasa capek saat naik ke lantai tujuh bangunan ini terbayar sudah,”ucapnya.
Wilayah perbatasan negara Indonesia-Papua Nugini bisa dikunjungi kapan saja, namun akan lebih ramai jika hari Sabtu atau minggu, dan hari-pasar, yakni hari hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Hari dimana pasar Skouw dibuka untuk aktifitas jual beli oleh masyarakat sekitar dan warga PNG, sehingga, jika kita datang pada hari-hari ini dijamin, akan sangat ramai.
Untuk masuk kewilayah perbatasan juga tidaklah ada aturan ketat, cukup melapor ke pos penjagaan Satgas Pengamanan Perbatasan Raider Yonif 432/WSJ, dan pengunjung dipersilahkan masuk dan menikmati wisata Perbatasan.
Ramainya wisatawan ke wilayah Perbatasan sangat bagus untuk geliat ekonomi didaerah ini, hanya saja, pemerintah ataupun otoritas perbatasan diminta sigap dalam pengelolaan dan menjaga aset pemerintah di ujung negeri ini. Kebersihan, dan kondisi asri perbatasan harus tetap dijaga. (Edy Siswanto).