SURABAYA, Beritalima.com|
Hari terakhir pelaksanaan penyerapan aspirasi masyarakat tahap III tahun 2021, dilakukan Lilik Hendarwati dengan mengunjungi warga Arief Rahman Hakim, Keputih. Jaring aspirasi masyarakat atau reses sendiri dilaksanakan sejak tanggal 29 Oktober hingga 5 November.
Dalam kesempatan bertemu para konstituen tersebut, bendahara DPW PKS Jatim ini memaparkan kinerjanya selama menjadi anggota DPRD provinsi Jatim.
“Saya menawarkan kepada semua yang hadir, saya mempunyai program pelatihan yang diadakan setiap bulan. Pelatihan ini bentuknya macam-macam. Ada pelatihan membuat produk, ada pelatihan manajemen, ada pelatihan IT. Pelatihan ini untuk meningkatkan skill agar bisa dipergunakan sebagai profesi dalam kehidupan sehari-hari,” terang Lilik.
“Dengan memiliki ketrampilan untuk meningkatkan skill, saya berharap agar generasi Milenial ini menjadi pribadi yang tangguh, siap bersaing dengan dunia kerja. Jadi enggak bingung cari kerjaan, karena kita bisa membuat pekerjaan seperti yang kita inginkan. Kita menjadi bos untuk diri kita sendiri,” sambung Anggota komisi C ini.
Lilik menuturkan, pihaknya akan membuat Linked dengan dinas terkait, agar ketrampilan yang sudah didapatkan melalui pelatihan ini, nantinya bisa bersinergi dengan dinas UMKM untuk menjual produk melalui pameran-pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Dalam perbincangan interaktif, ternyata Lilik mendapat banyak keluhan dari warga Keputih ini. Keluhannya terkait sarana air bersih PDAM yang tidak bisa dijangkau oleh masyarakat. Disamping itu, juga terjadi banjir saat musim penghujan. Banjir ini sangat merugikan petani tambak.Tambak merupakan penghasilan sebagian besar warga Keputih.
Ada juga yang mengeluhkan masalah batas sungai yang diklaim sebagai milik pemerintah provinsi Jatim. Tetapi pihak Pemkot Surabaya menyatakan bahwa wilayah tersebut menjadi wewenangnya. Konflik berkepanjangan ini menyisakan kesedihan warga, karena warga merasa dirugikan, tidak bisa mengurus PBB maupun keabsahan status tanah mereka.
Pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19, menginginkan ada semacam bidak atau stand untuk mereka berjualan lagi di dalam atau seputar Taman Harmoni. Warga mengakui bahwa dampak dari dibangunnya Taman Harmoni bisa menjadi peluang bagi mereka untuk mencari penghasilan. Bahkan mereka ingin di dalam Taman Harmoni ini dibuatkan Kolam Renang.
“Alhamdulillah. Sebenarnya tadi saya sudah bisik-bisik dengan pak sekretaris, saya bilang, pak disini kan gak ada kolam renang. Sampeyan yang bikin kolam renang, saya yang bikin cafenya. Ternyata kok nyambung ya dengan usulan warga,” cetus Lilik yang disambut tamu undangan dengan tepuk tangan dan suara tawa.
Diakhir pertemuan tersebut, Lilik menganjurkan kepada warga, jika ingin menanyakan perihal tanah mereka plus permasalahan yang terkait dengan tanah tersebut, sebaiknya warga berkirim surat ke DPRD kota, meminta hearing. (Yul)