SURABAYA, Beritalima.com |
Kebijakan tanpa sosialisasi, tentu menimbulkan berbagai kecaman. Siapapun pasti tidak bisa menerima perbuatan semena-mena yang dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya. Dengan mendadak, jalan masuk menuju ke arah Surabaya, ditutup. Tepatnya di depan Mall City Of Tomorrow (Cyto), Bundaran Waru.
Menanggapi polemik tersebut, anggota DPRD provinsi Jatim Hj Lilik Hendarwati mengemukakan pendapatnya.
“Seluruh kebijakan yang diambil dalam situasi seperti sekarang ini, diharapkan dapat dipersiapkan secara matang berikut sosialisasinya. Hal itu penting, agar kebijakan yang bertujuan baik untuk memutus mata rantai Covid-19 dapat dipahami secara utuh oleh masyarakat,” terang politisi PKS ini.
Anggota fraksi Keadilan Bintang Nurani ini menegaskan, jika pemerintah kota Surabaya memberikan edukasi, informasi, sosialisasi terhadap kebijakan penutupan jalan masuk arah ke Surabaya, tentu masyarakat akan menyadari pentingnya kebijakan tersebut.
“Sosialisasi itu, untuk memastikan masyarakat paham dan bisa mengikuti. Mohon bilamana dibuat penyekatan, hendaknya memastikan sosialisasi sampai kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi kerumunan dan keruwetan massal, yang jelas menimbulkan masalah,” sambung bendahara DPW PKS Jatim ini.
Lilik menambahkan, sosialisasi itu bisa menggunakan perangkat yang langsung dekat dengan warga. Diantaranya, RT/RW untuk menyampaikan pemahaman kepada warga mengenai langkah yang diambil. Sehingga, warga tidak kaget begitu ada keputusan semacam itu.
Lilik menuturkan, selama penyekatan itu, pihaknya juga mendapat curhatan salah seorang tenaga kesehatan yang biasa berdinas di Surabaya barat, yang sempat kesulitan masuk ke Surabaya.
“Kebetulan salah seorang nakes itu tengah bertugas di shift siang. Lantaran harus segera sampai ke rumah sakit tempat bekerja, akhirnya harus rela memutar mencari jalan alternatif lain. Nah, hal-hal seperti ini yang disebut pentingnya sosialisasi terlebih dahulu,” lanjut anggota komisi C ini.
Lilik juga minta agar pihak terkait mengukur dampak dari keputusan itu. Termasuk solusi bagi mereka yang merupakan pekerja vital, seperti tenaga medis dan lain-lain sesuai ketentuan.
“Carikan solusi yang segera dipahami masyarakat, dimana jalan akses yang memungkinkan dan kebutuhannya apa saja untuk melintas. Sehingga sekali lagi masyarakat yang sudah capek, psikis dan fisik semasa pandemi ini tidak emosi,” tegasnya.
Lilik berharap agar petugas di lapangan terus mengedepankan upaya persuasif. Terlebih dalam kondisi seperti ini, pendekatan yang humanis sangat dibutuhkan. Harapan yang sama juga disampaikan Lilik kepada masyarakat, agar masing-masing tetap mengendalikan emosi.
“Jangan mudah terpancing provokasi. Semua untuk kebaikan bersama, maka harus dilakukan pula dengan cara yang baik-baik,” pungkasnya.
Sekedar informasi, sejak Rabu pukul 10 pagi, bundaran Waru yang menuju ke arah Surabaya dilakukan penyekatan total selama 24 jam. Para pengendara, baik roda dua maupun mobil, dilarang masuk. Otomatis kebijakan tersebut menimbulkan kemacetan yang luar biasa, kendaraan menumpuk hingga beberapa kilometer.(Yul)