SURABAYA, Beritalima.com |
Niat baik jika tidak disertai dengan pemikiran dan perencanaan yang cerdas dan persiapan yang matang, malah berujung petaka. Setidaknya hal tersebut diungkapkan oleh anggota DPRD provinsi Jatim Hj Lilik Hendrawati, Sabtu (10/7/2021) menanggapi vaksin massal yang digelar di Gelora 10 November Surabaya. Acara yang diprakarsai oleh pemerintah kota Surabaya ini, menimbulkan kerumunan, ribuan orang tumplek blek di lapangan Tambaksari.
“Kebijakan Sentralisasi vaksin sangat tidak sesuai dengan kebijakan pencegahan keramaian (seperti di pasar-pasar, rumah ibadah dll). Salah satu inkonsistensi pemerintah. Harusnya lebih baik, kemudian memperkuat layanan desentralisasi (mengembalikan layanan kepada puskesmas yang sudah tersebar di seluruh kota Surabaya). Populis iya, tapi sesungguhnya membahayakan warga dan para nakes,” papar bendahara DPW PKS Jatim ini.
Lilik menghimbau agar pemerintah juga memberlakukan PPKM terhadap segala kegiatan yang melibatkan banyak pihak.
“Jangan membuat acara-acara yang beresiko besar kayak gini.
Kebijakkan itu kudhu (harus,red) ditinjau ulang, kalau ternyata menghasilkan kerumunan yang justru membahayakan keselamatan nakes dan anak-anak sendiri,” tegas Anggota fraksi Keadilan Bintang Nurani ini.
“Opo maneh (apalagi,red) melibatkan anak-anak seusia itu, pastinya vaksin massal bagi anak-anak SMP yang menjadi syarat untuk PTM (Pembelajaran Tatap Muka) masih datang ke lokasi dengan orang tuanya. Gak isok (gak bisa,red) berangkat dhewe (sendiri,red),” tegas Anggota komisi C ini.
Lilik minta pemerintah kota Surabaya mencari cara agar kegiatan yang sebenarnya bertujuan baik itu, tidak mengunpulkan masa yang banyak.
“Faktanya di lapangan pasti susah untuk betul-betul bisa melaksanakan Prokes. Apalagi sebanyak itu orang yang datang belum tentu tidak ada yang terpapar. Kalau saja ada yang positif, malah akan menjadi cluster baru dalam penyebaran Covid-19,” cetusnya.
“Solusi pemberian vaksin massal bisa diusahakan di sekolah-sekolah saja, atau lewat puskesmas. Setidaknya berpencarnya massa mengurangi kekhawatiran terhadap dampak yang lebih buruk lagi,” sambungnya.
Lilik memaparkan, masa genting begini, lebih baik dahulukan kepentingan masyarakat. Intinya fokus memberikan pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan, terutama karena PPKM mematikan mata pencaharian masyarakat, yang lain-lainnya bisa dikesampingkan dulu.(Yul)