SURABAYA, Beritalima.com |Sekretaris DPW PKS provinsi Jatim, yang saat ini duduk di kursi DPRD Provinsi Jatim Lilik Hendarwati mengaku kaget saat mendengar begitu banyak warga Surabaya yang sambatan. Bahkan mereka mengadukan kalau daerahnya tidak tersentuh oleh pemerintah kota Surabaya. Rabu(23/9/2020)
Dalam serap aspirasi atau biasa disebut Reses tahap II hari pertama tersebut, anggota dapil 2 Surabaya ini menerima keluhan warga terkait saluran air yang hanya 20 cm, sehingga menjadi langganan banjir saat musim hujan.”Sudah puluhan tahun tinggal disitu, tapi tidak ada perubahan. Bahkan warga Surabaya asli ini mengklaim daerah mereka tidak pernah tersentuh Pemkot Surabaya,” terang Lilik.
“Reses hari kedua, saya mengunjungi daerah dapil 4 di seputar kecamatan Sawahan. Setelah bertemu warga dan Karang Taruna serta bunda Paud, mereka menyampaikan pertama, keresahan bunda Paud karena kondisi jumlah siswa yang sedikit. Sementara penggajian guru ada korelasinya dengan jumlah siswa tersebut,” sambung Lilik.
Karena itu selaku wakil rakyat yang memiliki tugas menjadi kepanjangan tangan rakyat, Lilik minta perhatian pemerintah kota Surabaya untuk memberikan gaji yang intensif untuk bunda Paud.
“Karang Taruna juga mengeluhkan kegiatan mereka yang butuh fasilitas dan butuh support pelatihan untuk up grade diri.Yang dibutuhkan juga untuk membuka peluang usaha. Warga pada umumnya identik mengeluhkan kondisi ekonomi yang memburuk, sehingga butuh support untuk pemberdayaan ekonomi warga, support untuk UKM juga,” lanjutnya.
Reses hari ketiga, Lilik menerima keluhan banjir seperti yang dikeluhkan oleh warga Kapas Gading Madya.Luas selokkan hanya 15 cm. Yang kedua, daerah mereka status surat tanahnya masih surat ijo. Mereka minta agar anggota fraksi Keadilan Bintang Nurani DPRD Provinsi Jatim ini bisa membantu untuk pengurusan agar status tanah mereka bisa berubah menjadi SHM.
Lebih jauh Lilik menyebut reses hari ke empat, pihaknya menerima keluhan terkait PHK, sehingga dibutuhkan perhatian pemerintah kota Surabaya terhadap pemberdayaan ekonomi keluarga, dan susahnya akses dana hibah harus melibatkan ijin kelurahan.
Lilik menambahkan saat melaksanakan reses hari ke 5, dari komunitas pemuda, pihaknya menerima keluhan pada kondisi kebersihan lingkungan Surabaya.
“Kalau di tengah kehidupan kita dikelilingi oleh lingkungan yang bersih, bagus, tertata rapi, tentu menyenangkan. Tetapi ternyata di pinggiran masih banyak umbrukkan barang-barang yang kotor, apalagi di sepanjang aliran sungai yang diapit oleh perumahan,” sergahnya.
Lilik mengungkapkan saat melakukan reses hari ke 6, Lilikmendengarkan curhatan warga terkait usaha warga yang terdampak masa pandemi. Karena itu Lilik memberikan sosialisasi konsistensi terkait pemaparan kesehatan untuk memutuskan mata rantai persebaran Covid-19. Disamping pihaknya akan menyampaikan keluhan warga Surabaya ini kepada para eksekutif terkait. (yul)