beritalima.com | Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan stabilitas di tingkat regional, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan damai.
Indonesia adalah negara yang menjadi anggota ASEAN pertama kali dan menjadi tempat dideklarasikannya Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut. Luas wilayah Indonesia adalah 1.904.569 km² dengan kepadatan penduduk 124,66/km². Berdasarkan perkiraan tahun 2015, jumlah penduduknya adalah sekitar 225.461.700 jiwa yang tersebar dari wilayah Sabang hingga Merauke, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di Dunia.
Malaysia menjadi anggota ASEAN yang kedua setelah Indonesia dan menjadi negara persemakmuran Inggris. Luas wilayahnya yakni 329.847 km² dengan kepadatan penduduk 92/km². Berdasarkan perkiraan tahun 2015, jumlah penduduk Malaysia adalah sekitar Rp 30.697.000 jiwa yang terbagi menjadi dua wilayah besar, yakni wilayah Malaysia Barat dan Malaysia Timur.
Menurut Oxford Economics, Indonesia barangkali menjadi kisah sukses paling mengesankan hingga Oxford Economics menempatkan Indonesia di urutan ke-3. Memprediksikan pertumbuhan PDB naik sebesar 5,1 persen, didukung oleh persediaan sumber daya alam yang melimpah.
China, negara yang terkenal dengan aktifitas ekonominya yang kuat hanya menduduki peringkat ke-4. Pertumbuhan PDBnya diprediksi berada di angka 5,1 persen, namun tingkat utangnya tetap tinggi.
Disusul oleh Malaysia diperingkat ke-5, yang sempat dibatasi aktifitas ekspor komuditas pertaniannya. Malaysia diprediksi dapat memiliki pertumbuhan PDB sebesar 3,8 persen. Hal ini mengesankan karena pertumbuhan TFPnya justru kecil.
Filipina negara yang dipimpin oleh Rodrigo Dutarte ini hampir sama potensialnya seperti Indonesia menempati peringkat ke-2. Diramalkan, PDB negara ini akan tumbuh 5,3 persen berkat peningkatan tenaga kerjanya.
Diposisi pertama adalah India, PDB India diprediksi tumbuh sebesar 6,5 persen. Dengan jumlah penduduk yang besar, jika dipersiapkan dengan baik, negara ini akan menguasai ekonomi global.
Tetapi di kawasan Asia Tenggara Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$ 1,02 triliun atau setara Rp 13.588 triliun. Namun, karena jumlah penduduknya banyak membuat PDB per kapita Indonesia kalah dibanding dengan Singapura, Malaysia maupun Thailand.
Berdasarkan data Trading economics PDB per kapita Indonesia pada 2017 sebesar US$ 4.130 atau Rp 51,89 juta berada di posisi ke 5 dari 10 negara-negara anggota ASEAN. Posisi Indonesia berada di bawah Thailand dengan PDB per kapita US$ 6.125. Sementara Singapura merupakan negara dengan PDB per kapita terbesar, yakni mencapai US$ 55.235.
Negara-negara ASEAN menyadari perlunya meningkatkan solidaritas, kohesivitas dan efektifitas kerjasama. Kegiatan kerjasama dalam ASEAN tidak lagi hanya terfokus pada kerjasama ekonomi namun juga harus didukung oleh kerjasama lainnya di bidang keamanan dan sosial budaya.
Untuk menjaga keseimbangan itu, pembentukan Komunitas ASEAN 2015 berlandaskan pada 3 pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community).
Indonesia walaupun sekarang PDBnya di bawah Thailand, berpeluang besar mengejar ketertinggalan tersebut. Karena Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Jika mulai sekarang pemerintah mau berbenah, membangun SDM unggul, maka pada tahun 2045 nanti Indonesia berpeluang menjadi negara maju. Yaitu masuk didalam lima besar negara maju dunia setelah Jepang. Bagaimana pendapat Anda?
Surabaya, 2 Oktober 2019
Cak Deky