Aceh Utara, Beritalima – Para Geuchik di Aceh mengkomplain pemerintah daerah disebabkan tidak mencairkan jerih dan tunjangan aparatur desa jelang meugang.
Hari meugang di Aceh menyeluruh diselenggarakan hari ini, Jum’at (26/05). Mirisnya, honor yang diidamkan jauh-jauh hari tidak jua bisa dimanfaatkan pada hari sakral megang oleh abdi gampong (desa) ini.
Para geuchik (kades-red) menilai kelalaian pemerintah ini sungguh keterlaluan, pasalnya, menurut keterangan salah satu Sekretaris Forum Geuchik di Aceh Utara mengatakan, para geuchik sudah beberapa kali memohon kepada pemerintah, tunjangan atau jerih aparatur gampong ini bisa cair bertepatan perayaan meugang.
“Geuchik-geuchik di Langkahan kelimpungan menghadapi perangkatnya, karena hari sakral bagi masyarakat Aceh yaitu hari meugang, tapi tidak sempat memanfaatkan jerihnya yang sudah lima bulan belum dibayar,” kata Geuchik Lubok Mane, Langkahan, Aceh Utara, Hasan Ismail kepada wartawan, Jumat (26/05).
“Apakah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara ngk mau tau tentang nasip abdi gampong yang sudah hampir setengah tahun tersendat honornya?, padahal kita para geuchik sudah mengingatkan jauh-jauh hari sebelumnya untuk mempercepat dana pendahuluan agar perangkat gampong dapat mengambil haknya, sekarang semua akibat kelalaian tersebut di tumpahkan kepada pemerintah gampong terutama kami para geuchik yang harus bertanggung jawab dengan perangkatnya,” tulis Hasan Ismail via sms selularnya, dengan kesal.
Ia menambahkan, sebagai upaya maksimal pemerintah gampong, para geuchik, telah menyampaikan laporan dan usalan pencairan dana mendahului, agar jerih aparat gampong bisa dimanfaatkan pada hari meugang dan menyambut bulan suci ramadhan.
Akibat tidak cairnya dana tersebut, tidak hanya jerih apartur gampong saja yang tidak tersalurkan, demikian juga anggaran pembinaan anak yatim piatu, yang secara peraturannya, peruntukan pembinaan tersebut, para yatim piatu ini bisa menggunakan uang membeli daging.
“Jatah anak yatim juga tidak terasalurkan, entah bagaimana nasib mereka. Sebagian geuchik melaporkan, terpaksa membuka bon pada penyedia daging, sebagian lainnya tidak ada cara untuk membuat kebijakan, untuk diri sendiri tidak mampu, karena dana tidak tersedia,” lanjut Hasan Ismail.
Dalam hal ini, para geuchik mengharapkan pemerintah daerah harus bertanggung jawab sepenuhnya atas kebijakan tersebut, jangan hanya meremehkan kepentingan sacral itu.
Kepala Seksi (Kasi) Pembangunan Kecamatan Langkahan, Muzakir SE yang dihubungi wartawan, pada Jum’at (26/05) siang tadi mengatakan telah memfasilitasi para geuchik menyampaikan laporan dan usulan untuk mempercepat proses pencairan anggaran mendahului pada keuangan pemerintah daerah.
“Kita telah menyampaikan usulan pencairan mendahului, kita berharap para geuchik beserta aparaturnya bisa memanfaatkan jerih pada meugang dan menyambut puasa,” ujar Muzakir. SE, Rabu kemarin.
Muzakir membenarkan, para Geuchik telah melengkapi berkas pengajuan meliputi surat pengantar rekomendasi dan keperluan berkas lainnya seuai aturan yang berlaku.
“Pihak kecamatan sudah menfasilitasi dan melengkapi dokument dari geuchik untuk dana mendahului tahun anggaran 2017 dan telah dibawa ke instansi terkait di kabupaten,” katanya.
Ia mengakui hingga siang tadi para geuchik masih membuka komunikasi satu sama lain menanti dana transfer pemerintah sebagai anggaran mendahului. “Kita kurang faham juga, apakah hari libur kamis kemarin menjadi kendala dana ini terlambat, namun kita sangat berharapkan kebijakan pemerintah terkait untuk mengupayakan dana ini cair, agar tidak terjadi permasalah dalam pembangunan gampong kedepan,” harap Muzakir.
Hingga keluhan para guchik dilansir wartawan, guna konfirmasi lebih lanjut, pemerintah terkait belum berhasil dihubungi wartawan via selular.(En)