SAMPANG, Beritalima.com | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang mulai menyoroti lambannya progres lima proyek pembangunan jembatan yang dikerjakan tahun ini. Dengan total anggaran mencapai Rp8,07 miliar, pekerjaan yang seharusnya mendekati rampung itu kini masih tertinggal jauh dari jadwal yang direncanakan.
Padahal, waktu pelaksanaan hampir habis. Sesuai kontrak, seluruh pekerjaan harus tuntas sebelum 24 Oktober 2025, atau hanya 17 hari lagi.
Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sampang Aang Djunaidi mengatakan, kelima proyek tersebut tersebar di beberapa kecamatan, yakni Jembatan Daleman–Pasarenan, Rahayu–Pasarenan, dan Batoporo Barat–Pajeruan di Kecamatan Kedungdung, Palenggian–Bapelle di Kecamatan Robatal, serta Somber–Tambelangan di Kecamatan Tambelangan.
“Kalau melihat progres sekarang, sebagian besar belum sesuai target. Kami sudah minta rekanan mempercepat pekerjaan agar bisa selesai tepat waktu,” ujar Aang, Rabu (8/10/2025).
Dari lima proyek tersebut, Jembatan Daleman–Pasarenan menjadi yang paling tertinggal. Progres fisik baru 71 persen, padahal targetnya 94 persen. Disusul Jembatan Somber–Tambelangan dengan capaian 60 persen dari target 95 persen, dan Jembatan Batoporo Barat–Pajeruan yang baru 88 persen dari target 95 persen.
Sementara itu, Jembatan Rahayu–Pasarenan dinilai masih berjalan sesuai rencana, sedangkan proyek lainnya perlu dikebut agar tidak melampaui masa kontrak.
Menurut Aang, cuaca menjadi faktor utama penghambat di lapangan. “Beberapa lokasi terdampak hujan dan banjir, jadi proses pengecoran dan penimbunan tertunda. Tapi kami tetap pantau terus agar progresnya naik signifikan,” jelasnya.
BPBD menegaskan, apabila proyek tidak selesai tepat waktu, maka kontraktor pelaksana akan dikenakan denda keterlambatan sesuai ketentuan. “Kalau misalnya nilai kontrak Rp2 miliar, maka dendanya Rp2 juta per hari,” tegas Aang. (FA)

