Listrik Dimonopoli, PLN Bisa Jadi Sasaran Tembak

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Terkait perluasan listrik 35 ribu mega watt untuk seluruh Indonesia, Senator Lampung Ir. Anang Prihantoro mengeluhkan biarpet listrik yang terjadi di kota-kota. Karena terkait dengan alat-alat komunikasi terutama komputer dan sejenisnya yang tergantung dengan listrik

Dikatakan Anang, daerah yang sangat menonjol di daerah Mesuji, Lampung sudah ada gardu yang sudah dibangun sejak tahun 2013 namun sampai sekarang belum aktif. Kemudian daerah Tulang Bawang yang menjadi prioritas harus mengembangkan aliran listrik yang lebih besar.

Sementara perhatian senator mengenai biarpet yang terjadi di kota-kota dan gardu induk di daerah-daerah yang sampai saat ini menjadi permasalahan publik di daerah. Padahal animo masyarakat untuk pasang jaringan baru sangat besar dan tidak ada masalah. Hanya saja dayanya tidak cukup jadi bebannya menjai berat.

“Tahun 2017 gardu induk di Mesuji dan Tulang Bawang 2018 dapat direalisasikan. Kalau sudah saya kira sudah wajar, Lampung, tingkat elektrifikasinya sudah naik lagi menjadi 863 MW. Itu harus dikoreksi, kalau elektrifikasi 80% berarti rumah tangga. Ini kan satuannya desa, masih banyak yang belum pakai listrik,” ujarnya.

Namun ditegaskan Anang, anggota Komite II DPD RI itu menyatakan bahwa listrik menjadi pintu gerbang kemajuan tentang listrik. Ia mendorong supaya kerja PLN benar-benar serius, mestinya ke depan pengelolaan listrik Indonesia tidak dimonopoli oleh PLN. Kasih ruang juga oleh peraturan swasta atau yang lain.

“Kalau listrik dimonopoli PLN kalau ada masalah ini PLN jadi sasaran tembak. Sementara masyarakat yang tidak mampu membayar listrik yang paling rendah, ada subsidi silang,” tegasnya. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *