SURABAYA, beritalima.com|
Tahun 2021 ini, ada empat produk inovasi Universitas Airlangga yang menerima pendanaan dari Ristek/BRIN. Keempat produk itu adalah IHSAN : Sikat Gigi Siwak Modern dengan Refillable Brush; ERYZOL: Dental gel dari Hyaluronan untuk penyembuhan luka pasca operasi gigi dan mulut, BHAGALEN: Injectable Bone Subtitute, IBS berbasis Bovin Hidroksiapatit – Gelatin – Alendronat; dan HAND-PRO (HAND ROBOTICAL EXOSKELETON) – Alat Bantu Gerak Tangan Pasien Stroke.
Bhagalen diusung oleh Dr. Aniek Setiya Budiatin, Apt., M.Si., dosen dan peneliti di Fakultas Farmasi UNAIR.
Bhagalen ini merupakan inovasi berupa pengisi tulang dalam bentuk injektible untuk fraktur tulang maupun osteoporosis yang tidak dapat tertangani oleh obat secara oral.
Aniek mengungkapkan bahwa produknya berbentuk serbuk dan pelarut. Serbuk inilah yang dicampur lalu diinjekkan ke bagian gigi yang berlubang, baik fraktur maupun tulang osteoporosis.
Bhagalen terdiri atas bovin hidroksiapatit, gelatin, dan alendronat. Bovin hidroksiapatit merupakan serbuk yang yang didapat dari tulang sapi. Tulang sapi tersebut diproduksi sendiri di Teaching Industry milik UNAIR untuk mengurangi impor bahan.
Aniek menjelaskan bahwa komposisi dari Bhagalen 80 persen terdiri dari hidroksiapatit yang merupakan bagian dari komponen penyusun tulang sehingga mudah dikenali oleh tulang dan dapat menyatu.
“Selama ini untuk tulang yang lubang belum teratasi diganti dengan tulangnya pasien sendiri, kalau lubangnya besar diisi dengan tulangnya sendiri akan menyakiti bagian yang lain,” ujarnya.
“Sehingga saya mengisinya dengan hidroksiapatit dan gelatin yang sama dengan komponen tulang, lanjutnya.
Aniek juga memaparkan bahwa tulang memiliki dua komponen penyusun selain sel dan air, yaitu organik dan anorganik. Yang dipakai dalam Bhagalen sendiri komponen organiknya berupa gelatin dan anorganiknya hidroksiapatit,” terangnya.
Sebelum berbentuk injeksi, substitusi tulang yang dibuat oleh Aniek berbentuk pelet untuk mengisi tulang sebagai bahan disertasinya.
“Kalau yang sekarang berbentuk injeksi bisa menjangkau kalau tulangnya bengkok atau lubangnya kecil, ini kan bentuknya seperti pasta gigi sehingga bisa tembus ke lubang yang kecil,” paparnya.
Menariknya, dengan Bhagalen ini, seluruh kerusakan pada tulang dapat teratasi. Tulang yang rusak karena patah atau berlubang, lanjut Aniek, agar cepat pulih dapat dilakukan injeksi supaya terbentuk tulang baru sehingga mencegah kecacatan.
“Seharusnya bisa lebih cepat (menyatu, Red) kalau injeksi karena bentuk permukaannya lebih luas, jadi sekitar satu bulan, sambungnya.
Ia juga menuturkan bahwa penggunaan model injeksi ini masih jarang ditemui di Indonesia karena harganya yang mahal. Untuk itu, Aniek berharap Bhagalen nantinya dapat dengan mudah digunakan dengan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, yang menjadi inovasi dari Bhagalen adalah penggunaan komponen organik berupa gelatin. Yang beredar saat ini banyak yang menggunakan bahan komponen anorganik berupa hidroksiapatit saja.
Aniek berharap bahwa inovasinya dapat dikenal dan digunakan secara luas agar orang yang membutuhkan dapat tertolong dan menghindari adanya kecacatan tulang. Untuk praktiknya injeksi pengganti tulang ini akan disosialisasikan terlebih dahulu kepada dokter ortopedi karena sebelumnya belum pernah ada. (Yul)
Packaging Boven Hidroksiapatit
Proses injeksi Bhagalen.