Lolos Program IISMA, Mahasiswa Psikologi Unair Ungkap Budaya Belajar di Yale University

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com|
Sejumlah mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil lolos program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di berbagai universitas luar negeri. Jaza Nabila Taufik adalah salah satunya. Melalui program IISMA, mahasiswi Fakultas Psikologi (FPsi) itu mendapatkan kesempatan belajar di Yale University, Amerika Serikat (AS) dan telah menjalani masa aktif belajar selama satu bulan.

Menjadi salah satu awardee IISMA merupakan kebanggaan bagi bagi Jaza. Pasalnya, sejak lama ia telah memiliki impian untuk belajar di salah satu kampus ivy league, salah satunya adalah Yale University.

Program IISMA ini menjadi batu loncatan untuk mewujudkan impiannya. Tak heran jika sejak awal ia sangat bersungguh-sungguh dalam mengikuti seluruh rangkaian seleksi program besutan Kemendikbud-Ristek itu.

“Dari dulu, salah satu impianku adalah belajar di salah satu kampus ivy league, salah satunya adalah Yale University. Bisa dibilang IISMA memberi aku kesempatan untuk mencapai impianku. Jadi dengan semangat aku daftar untuk program tersebut,” ujarnya.

Budaya Belajar yang Berbeda
Jaza menuturkan, di Yale University ia menemui hal-hal baru khususnya dalam budaya akademik. Misalnya saja, sistem pembelajaran di kelas yang ia jalani terasa sangat berbeda dengan sistem pembelajaran di Indonesia.

“Di kelas antropologi yang aku ambil misalnya, karena jumlah mahasiswanya hanya 15, jadi metode belajarnya itu seperti seminar, tidak ada lecture dari dosen. Mahasiswa dan dosen duduk melingkar dan saling memberikan pendapat, masukan, dan pengetahuan baru terhadap readings (bahan bacaan) hari itu,” terangnya.

Di sana, sistem percakapan dalam dunia akademik juga sempat menimbulkan culture shock. Jika biasanya panggilan “Pak”, “Bu”, “Prof” adalah hal yang lazim dalam budaya akademik di Indonesia, maka berbeda halnya dengan budaya negeri Paman Sam itu.

“Awalnya agak terkejut, sih, sama budaya bahasa mereka ini. Kalau ngomong sama orang yang lebih tua rasanya jadi kaya sebaya. Jadi, kita nggak perlu pakai “Pak”,“Bu”, atau “Prof untuk memanggil para dosen, cukup menyebut nama depan saja,” imbuhnya.

Seimbangkan Akademik dan Sosial
Selama belajar di Yale University, Jaza mengaku menjadi lebih gemar bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Pasalnya, di sana terdapat beragam fasilitas dan program yang dapat membantu mahasiswa untuk menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan sosial.

“Di sini kita diajak untuk menyeimbangkan antara belajar dan bersosialisasi. Jadi, ada yang namanya Yale Summer Session. Panitia program ini akan merencanakan kegiatan-kegiatan bagi mahasiswa di setiap minggunya, misalnya olahraga bersama, lalu juga ada karaoke night, jalan-jalan ke kafe kucing, bahkan sampai jalan-jalan di luar kota,” imbuhnya.

Jaza berharap melalui program IISMA ini, ia dapat memetik banyak pelajaran, pengetahuan, dan wawasan baru. Baginya, adalah suatu kerugian apabila menyia-nyiakan kesempatan ini dengan tidak memanfaatkan fasilitas yang ada untuk berkembang.

“Bakal rugi kalau balik ke Indonesia tapi diri sendiri nggak juga. Jadi, aku berharap agar bisa konsisten dengan kebiasaan-kebiasaan baik yang ada di sini, khususnya terkait pembelajaran sehingga nanti juga bisa diterapkan di Indonesia,” pungkasnya. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait