SIDOARJO,beritalima.com- Setelah MOU beberapa bulan yang lalu antara Pemkab Sidoarjo dengan Polri dan TNI di wilayah kabupaten Sidoarjo,Sedikitnya 180 lembaga pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri dan swasta yang ada di Kabupaten Sidoarjo bakal mendapatkan Mata Pelajaran (Mapel) dari TNI dan Polri. Kepastian itu, paska Launching Kegiatan TNI dan Polri Mengajar di SMP Negeri 1 Sidoarjo,(Senin,05/02).
Dalam acara launching ini dihadiri 40 Kepala SMP Negeri dan 140 Kepala SMP Swasta ini, selain itu juga dihadiri Kabag Ops Polresta Sidoarjo,Kasat Narkoba Polresta Sidoarjo Kompol Sugeng purwanto, Dandim 0816 Sidoarjo Fadli Mulyono serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Sidoarjo, Asrofi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo Asrofi mengatakan mengaku mengapresiasi inisiatif dari Komandan Kodim 0816 Sidoarjo dan Kapolresta Sidoarjo dalam program ini. Hal ini agar pendidikan kewarganegaraan dan wawasan kebangsaan masuk pelajaran siswa dan siswi SMP. Selain itu, juga bakal masuk pelajaran tentang Bahaya Narkotika.
Nanti jadwalnya diatur. Yang penting sekarang pendidikan pertahanan nasional dibutuhkan karena banyak manfaatnya serta sudah 20 tahun fakum.Kegiatan Polri dan TNI mengajar siswa dan siswi SMP ini langsung dimulai besuk,katanya.
Sementara Komandan Kodim 0816 Sidoarjo, Letkol Inf Fadli Mulyono menegaskan kegiatan ini bentuk kerjasama TNI, Polri dan Dinas Pendidikan Pemkab Sidoarjo. Rencananya anggota TNI bakal memberikan materi pelajaran wawasan kebangsaan dan Polri bakal memberikan tentang Bahaya Narkotika. TNI dan Polri mengajar ini bentuk kekhawatiran terhadap masa depan bangsa. Apalagi ada dugaan rasa cinta tanah air kini semakin luntur.
“TNI dan Polri ini masuk sistem pendidikan tidak boleh seporadis. Kami masuk ke pendidikan karena kalau tidak melawan kegiatan yang tersistem kami khawatir bakal tertindas. Makanya kegiatan belajar dan mengajar di SMP ini penting sebagai benteng sejak dini. Untuk pengahar kami siapkan setiap Koramil ada 5 personil disiapkan. Jadi ada 90 tapi nanti disesuaikan,” ungkapnya.
Sedangkan Kasat Narkoba, Polresta Sidoarjo, Kompol Sugeng Purwanto menegaskan kegiatan mengajar bahaya narkoba ini bentuk antisipasi. Alasannya siswa SMP rentan terpengaruh Nakoba. Apalagi di Sidoarjo tingkat peredarannya cukup tinggi. Jika tahun 2016 ada 440 kasus Tahun 2017 ada 630 kasus. Bagi Sugeng kenaikan ini mencapai 40 persen.
Kerjasama ini cukup signifikan. Contohnya Tahun 2017 ada siswa SMA di Kecamatan Sedati yakni IS. Beruntung untuk siswa SMP belum ada kasusnya. Tapi pelajar terjerat narkoba sudah mencapai 10 persen. Kami siapkan 23 pengajar dari kepolisian,pungkasnya(kus)