SURABAYA, beritalima.com – Anggota Komisi IX DPR RI Lucy Kurniasari menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sangat bermanfaat bagi siswa di Surabaya dan Sidoarjo.
Hal itu dinyatakan Lucy setelah meninjau sekolah penerima manfaat MBG saat reses di Surabaya pada 16 Oktober 2025 dan Sidoarjo, 20 Oktober 2025.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur 1 (Surabaya dan Sidoarjo) yang familiar disapa Ning Lucy ini menegaskan, sekitar 90 persen menu MBG habis dimakan siswa.
“Mayoritas siswa mengaku menyukai menu MBG dan mengharapkan porsi ikan dan dagingnya diperbesar dan kombinasi menunya digemari oleh penerima manfaat dan tetap memperhatikan komposisi gizi yang berimbang,” harap Ning Lucy.
Untuk itu SPPG harus sering berkomunikasi dengan pihak sekolah dan Komite Sekolah untuk mengetahui menu yang diinginkan para siswa. Dengan begitu, menu yang diberikan sesuai selera siswa dan memenuhi gizi seimbang.
Hal itu perlu dilakukan agar kasus MBG di Denpasar, Bali, tidak terjadi di Surabaya dan Sidoarjo. Sebab, ungkap Lucy, lebih banyak menu yang tidak habis daripada yang habis.
Menurut Ning Lucy, kunjungan ke sekolah ini sebagai bagian pelaksanaan fungsi pengawasan.
“Saya ingin memastikan program MBG tepat sasaran, dan makanan yang disajikan aman, bergizi, dan higienis, bukan sekedar mengenyangkan,” jelas Lucy.
Ning Lucy yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya iniĀ meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Surabaya dan Sidoarjo. Lucy ingin mengetahui apakah SPPGĀ memiliki sertifikasi laik higiene dan sanitasi (SLHS), sertifikat halal, serta Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).
“Saya juga ingin memastikan semua SPPG patuh pada standar gizi yang sudah ditetapkan serta menjamin kebersihan dan keamanan pangan,”, tambah Lucy.
Khusus untuk SPPG, Lucy meminta agar memenuhi standar yang sudah ditegapkan Badan Gizi Nasional.
“Pembuangan limbah harus lebih diperhatikan agar syarat bersih dan aman lebih terpenuhi,” pinta Lucy.
Lucy berharap, semua SPPG tetap konsisten dalam menyajikan standar gizi yang ditetapkan. Untuk itu, SPPG harus berjiwa sosial, bukan komersial.
“Jangan memotong lagi anggaran MBG yang sudah ditetapkan untuk penerima manfaat. Dengan begitu, SPPG akan taat azas dalam menyajikan menu yang bergizi dan aman dikonsumsi,” tutup Ning Lucy.(Yul)

