Mahasiswa FISIP Universitas Sawerigading Teliti Anak Pengemis Jalanan

  • Whatsapp

Mahasiswa Fisip Universitas Sawerigading Makassar, sedang melakukan studi penelitian untuk penulisan karta artikel ilmiah yang akan dikompetisisikan di Kemenristekdikti.

Para mahasiswa yang fokus pada anak-anak pengemis jalanan di Kota Metropolitan Makassar yakni, Habibi Hasan ketua kelompok dengan anggotanya; Reni Indriani

Dan Muh. Ikram

Ditemui di kampusnya, Jl. Kandea I, Habibi Hasan didampingi Reni Indriani dan Muh Ikram menegaskan, pada suatu sore di perempatan lampu merah Jl.   Pengayoman belakang Mall Panakukang Makassar, kami menemukan sekelompok anak yang mengemis atau meminta-minta kepada setiap orang yang berhenti di lampu merah tersebut, tandasnya

Anak-anak bangsa ini juga punya cita-cita, Ardi misalnya, ingin menjadi  anggota pemadam kebakaran.  Saenal dan Dimas  katanya ‘’ Saya ingin jadi tentara kak ‘’.  Asmita dan Riska, malah punya mimpi dan cita-cita ingin jadi dokter. ‘’  Kalau kami ingin jadi dokter kakak ‘’ jawab keduanya.

Mereka berumur kurang lebih 3 tahun sampai 10 tahun, dua di antara mereka bersaudara yaitu Riska dan Dimas. Risma dan Dimas mengaku bahwa orang tua merekalah yang menyuruh mereka turun kejalan untuk mengemis atau meminta-minta,sedangkan saenal, ardi, asmita hanya karna tuntutan hidup, kata Habibie

Bapak dari Saenal dan Ardi telah meninggal dunia sedangkan ibunya menjadi tukang cuci dan pembantu rumah tangg.   Saenal dan Ardi merasa ibah terhadap ibu mereka yang memaksa mereka harus turun ke jalan jadi pengemis.

Mereka mengemis atau meminta-minta setiap pukul 11.00-24.00 , penghasilan yang mereka dapat Rp. 20.ooo,- sampai Rp. 100.000,- perhari dan hasil yang mereka dapat langsung diberikan kepada orang tua masing-masing.

Mereka sempat bertanya kepada salah seorang  mahasiswi Reni Indriani ” Kak ini sudah jam berapa? ‘’, kata Ardi,  reni menjawab ” Ini sdah jam setengah 7 adek ( 18:34 ) memangnya kenapa? Ardi menjawab ” Biasanya salpol PP  datangnya jam 8 kak.

Mereka sering ditangkap oleh Satpol PP,  tetapi itu tidak membuat mereka merasa jera karna faktor ekonomi, sempat sewaktu Ardi ditangkap Satpol PP,  Ardi meloncat dari mobil  akibatnya terluka parah dan dibawa lari ke rumah sakit terdekat.  Jika orang tua mereka tidak menjemput ke kantor Satpol PP maka mereka akan dibawa ke Tanjung Makassar ,  Maros dan Bone untuk disekolahkan. 

Pemerintah harus turun tangan dan harus lebih memperhatikan anak-anak dinegeri ini.  Anak-anak miskin atau kurang mampu adalah tanggungjawab negara, dan mereka adalah calon penerus bangsa yang mempunyai cita-cita yang mulia.

Para mahasiswa ini ada juga yang menulis kekerasan bengal dengan anggota; Saenal Syam (ketua) anggota; Rahmiani, Isak Pasabuan, Arifuddin. Penelitian lain  soal manusia becak dengan ketua  ; Muh Ma’ruf para anggota; Nikita Ayu Rahmawati, Nur Sri Rahayu, Sitti Fauziah M. (nasrullah)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *