Mahasiswa FKG Gagas Inovasi Implant Placement Terintegrasi AI dan AR

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) kembali unjuk prestasi. Kali ini prestasi berhasil ditorehkan di kancah internasional.

Adapun mereka yang berhasil meraih juara adalah Jesslyn Samantha, Felice Kanaya Chandra, dan Davinzo Luis Gunardy.

Ketiganya mengikuti kompetisi bertajuk 15th Dentistry Scientific Festival yang digelar Universitas Brawijaya pada Rabu (28/9/2024) dan berhasil menyabet juara pertama dalam kategori international literature review. Keberhasilan ini mereka raih di bawah bimbingan dosen Ramadhan Hardani Putra drg MKes PhD.

Angkat Inovasi Teknologi Implant Placement

Jesslyn dan tim mengangkat judul berupa “Enhancing Navigation through Cone-Beam Computer Tomography with Artificial: Intelligence and Augmented Reality to Prevent Dental Implant Improper Placement”.

Hal ini karena menurutnya pemasangan implant placement dinilai masih sering mengalami kesalahan.

“Karena itu kami mengangkat topik soal CBCT (Cone beam computed tomography) yang terintegrasi dengan AI dan AR untuk membantu segmentasi maupun virtual reality. Sehingga ini akan membantu dokter gigi dalam melakukan pemasangan implant,” ungkap Jesslyn mewakili tim.

Adanya inovasi ini, pemasangan implant akan lebih sempurna dan minim kesalahan.

Suka Duka selama Berkompetisi
Lebih lanjut, Jesslyn mengatakan bahwa kompetisi yang ia ikuti turut memberikan pengalaman untuk memperluas relasi. Khususnya dengan mahasiswa kedokteran gigi dari berbagai perguruan tinggi.

“Untuk sukanya karena kita ke Universitas Brawijaya, jadi ya senang,” ujarnya singkat.

Namun, di balik suka yang mereka dapat, Jesslyn dan tim juga menghadapi tantangan lain selama kompetisi.

Sebagai mahasiswa kedokteran gigi, ketiganya juga masih memiliki kewajiban untuk melakukan perkuliahan. Di sisi lain, padatnya praktik di kedokteran gigi juga menjadi tantangan tersendiri.

“Kami juga ada kegiatan-kegiatan lain. Jadi diskusi-diskusi soal paper ini (bisa dilakukan, red) sampai subuh, bahkan sering,” paparnya.

Namun, ketiganya bersyukur untuk bisa memiliki pengalaman berkompetisi di tingkat internasional. Sebab, selain berkompetisi, secara tidak langsung mereka juga meningkatkan kemampuan akademik di bidangnya.

“Kita jadi mengerti bagaimana cara menyusun paper yang baik, cara searching jurnal, cara membuat power point, dan cara presentasi,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait