KARANGANYAR. beritalima.com | Mahasiswa UNS laksanakan PeriodePeriode Januari-Februari 2020 di Mojosongo. Kegiatan ini berlangsung pada hari Jumat tanggal 7 Februari 2020 di Aula MB RW 1 Mojosongo yang dihadiri sebanyak 20 peserta dari berbagai latar belakang, yang terdiri dari perwakilan ibu ibu PKK, Posyandu Lansia, Pengurus RT, Anggota Koperasi Sumber Agung dan juga termasuk para pengusaha tahu dan tempe itu sendiri. KKN ini merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh Universitas Sebelas Maret sebagai bentuk mata kuliah yang mewajibkan mahasiswa untuk praktik ke lapangan guna menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam kehidupan sosial dan masyarakat.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan Tim KKN UNS Mojosongo periode Januari-Februari 2020 yang terdiri dari 8 orang, Kelurahan Mojosongo merupakan desa industri tahu, tempe dan sangkar burung. Limbah cair dari pengolahan industri tahu dan tempe telah lama menjadi momok di masyarakat. Pasalnya, limbah cair yang dibuang ke sungai menimbulkan aroma tidak sedap dan dapat mengganggu aktivitas warga.
Ketua KKN, Maulia Siti mukharohmah menyampaikan, untuk menanggapi permasalahan tersebut, team KKN membuat sebuah inovasi agar limbah tersebut tidak lagi menjadi malasalah namun bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bahkan bisa dijadikan produk yang dipasarkan. Produk tersebut adalah Nata De Soya. ”
KKN UNS Mojosongo Periode Januari-Februari 2020 melakukan sosialisasi dan kegiatan mempraktikkan bersama-sama dengan masyarakat mengenai bagaimana mengolah limbah cair tahu dan tempe menjadi Nata De Soya. “Harapannya, kegiatan whorksop, praktik, dan pembuatan video tutorial dapat digunakan sebagai acuan masyarakat dalam keberlanjutan pengolahan limbah cair tahu dan tempe menjadi Nata De Soya.” Imbuh Maulia kepada wartawan.
Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan workshop ini adalah Bara Yudhistira yang berprofesi sebagai dosen di Program Studi Ilmu Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret. Workshop dilanjutkan dengan penayangan video tutorial dan praktik pembuatan Nata De Soya oleh peserta workshop.
Ibu Tri Muryanti, salah seorang peserta workshop menyampaikan bahwa acara ini sangat bermanfaat. Selain bisa mengurangi limbah cair tahu dan tempe dengan dimanfaatkan menjadi Nata De Soya, workshop ini juga dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana proses pembutan yang diharapkan dapat menjadi produk yang menambah penghasilan kedepannya.
Pada akhir acara, para peserta diberikan post test untuk mengukur sejauh mana kebermanfaatan dilaksanakannya workshop tersebut. Harapannya, kegiatan whorksop, praktik, dan pembuatan video tutorial dapat digunakan sebagai acuan masyarakat dalam keberlanjutan pengolahan limbah cair tahu dan tempe menjadi Nata De Soya. “Dan dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat mengurangi limbah cair tahu yang terbuang mencemari sungai” Imbuh Maulia (YannuarF/str01)