Mahasiswa Politani Ende Study Lapangan di Kebun Ubi Ungu, Milik Senator Ibrahim Medah

  • Whatsapp
Mahasiswa dan Dosen Politani Negeri Kupang, PDD Ende ketika melakukan study lapangan di kebun pusat pembibitan ubi ungu milik Senator Ibrahim Agustinus Medah di desa Noelbaki, Kabupaten Kupang pada Sabtu, 30 Juli 2016. (Laurens Leba Tukan)

KUPANG, NTT (beritalima.com) – Sebanyak 14 mahasiswa dan dosen pendamping dari Politani Negeri Kupang PDD (Pendidikan Diluar Domisili) Ende melakukan study lapangan di kebun pusat pembibitan ubi ungu milik Senator/Anggota DPD RI asal Provinsi NTT, Drs. Ibrahim Agustinus Medah di Desa Noelbaki, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (30/7/2016).
Kehadiran para mahasiswa itu difasilitasi oleh pakar ekonomi pertanian lahan kering dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Dr. Zet Malelak. Zet adalah penemu metode penanaman ubi ungu dengan menyediakan media berupa lubang penanaman.
Para mahasiswa Politani itu mendapatkan ilmu praksis dari Senator Ibrahim Agustinus Medah dan Dr. Zet Malelak terkait ubi ungu mulai pembibitan, penanaman, perawatan, dan sisitim irigasi tetes yang diterapkan di kebun pusat pembibitan seluas 15 hektar itu.
“Secara pribadi saya sangat terinspirasi dengan sistim irigasi tetes yang diterapkan di kebun ini dan juga metode penanamannya,” ujar Leny Moy dosen pendamping mahasiswa Politani Negeri Kupang disela-sela study lapangan itu.
Dikatakan Leny Moy, dari beberapa lokasi yang mereka jadikan sebagai tempat study lapangan, diakuinya bahwa lokasi pusat pembibitan ubi ungu milik Senator Ibrahim Agustinus Medah yang paling komplit. “Disini kami para dosen dan mahasiswa kami bisa melihat langsung dan mendapatkan  ilmu tentang pengembangan ubi ungu dan lebih khusus tentang irigasi tetes,” katanya.
Ia berharap agar pada tahun-tahun mendatang, ia akan mengarahkan para mahasiswanya untuk melakukan study lapangan di lokasi itu. Pada kesempatan itu, para mahasiswa juga berkesempatan memanen ubi ungu yang usia tanamnya sudah mencapai empat bulan dan setelah ditimbang, satu pohon ubi ungu menghasilkan ubi dengan berat mencapai 4 Kg.
Yovita Cesilia Berek salah satu mahasiswa Politani Negeri Kupang mengatakan, setelah mendapat penjelasan dari Senator Ibrahim Agustinus Medah, ia terinspirasi dan bertekad menekuni dunia pertanian. “Kalau dengan sistim pertanian yang moderen seperti ini, maka menghasilkan keuntungan yang besar dan kita tidak harus berharap jadi tenaga honor atau jadi PNS di kantor, karena menjadi petani moderen lebih banyak keuntungan,” katanya.
Anggota DPD RI, I. A. Medah pada kesempatan itu mengapresisasi semangat para mahasiswa untuk mau belajar dikebunnya dan terinspirasi dengan sistim pertanian yang dikelolahnya. “Kebun yang kita buka ini semata-mata untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa potensi pertanian kita di NTT sangat besar meskipun curah hujan sangat sedikit. Kondisi ini membuat NTT memiliki keunggulan komparatif dan hasil pertaniannnya akan lebih unggul dibandingan daerah lain,” katanya.
Mantan Bupati Kupang dua periode itu menjelaskan, pihaknya sedang dan akan terus menyiapkan bibit ubi ungu sebanyak 50 juta untuk dibagikan gratis kepada seluruh masyarakat NTT. “Kita sudah distribusikan ke seluruh Kabupaten di daratan Timor, Flores dan Sumba, dan kita akan terus membagikan bibit ini kepada seluruh masyarakat dan target kita sampai bulan Nopember 2016 semua desa di NTT sudah mendapatkan bibit ubi ungu,” katanya.
Medah menjelaskan, sebagai panduan bagi masyarakat dalam menanam, merawat, dan memperbanyak bibit, pihaknya juga menyiapkan brosur secara berkala yang menjadi acuan bagi masyarakat dalam mengembangkan ubi ungu.
“Soal pasar, jangan khawatri karena kita sudah bangun kesepakatan dengan salah satu perusahaan di Jawa Barat yang siap membeli ubi dari NTT dan setiap hari perusahaan tersebut  sanggup mebeli 30 Ton. Bahkan, pasar Singapur juga sudah kita jajaki dan siap menerima hasil dari NTT setelah kita kirim sampel ubinya yang kita panen dari kebun ini,” jelas Medah. (Laurens Leba Tukan/Ang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *