Mahasiswa UIN Alauddin Penjual Takjil Raih Untung Bersih Rp 200 Ribu

  • Whatsapp

Citizen Reporter

Laporan: Maghfirotin Fajrin Sutrisno.

Mahasiswa FDK UIN Alauddin Makassar.

Sore itu cuaca cukup cerah sekitaran pukul 16.30 WITA. Banyak penjual jajanan berbuka biasa di sebut takjil bersiap-siap menjajakkan makanannya.

Tidak hanya para penjual kelontong yang bersiap-siap, para mahasiswa penjual takjil pun telah ikut bersiap menawarkan dagangan di depan kampus UIN Alauddin Makassar Samata Gowa ini.

Pada sore jelang buka puasa Sabtu 18 Mei 2019, para mahasiswa yang berjualan telah menjajakkan jualan dengan berbagai cara, tak mau kalah dengan para penjual tetap yang telah lama berjualan di pinggir jalan poros Malino.

Banyak cara dilakukan mahasiswa menjual dagangan hingga laku. Ada berteriak pengeras suara keras. Ada juga dengan cara menulis di papan atau di kardus sehingga para pengendara dapat membacanya.

Malah ada pula dengan cara memaksa, memberhentikan motor atau mobil para pengendara dan cara inilah kurang di senangi oleh para pengendara.

Saya menyempatkan berjalan-jalan sambil mencari takjil berbuka puasa. Belum sampai di depan kampus UIN Alauddin telah padat kendaraan dan macet. Perjuangan menembus macet gunakan motor akhirnya sampai di depan kampus UIN Alauddin.

Aku singgah salah satu tempat jualan mahasiswi bertubuh mungil berkerudung merah bata hingga menutupi tubuh mungilnya aku berkenalan dan bertanya-tanya banyak hal dengannya.

Nama mahasiswi yang menjajahkan jualannya itu adalah Mursida, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 4, UIN Alauddin Makassar.

Dia menjual salah satu jenis takjil yang banyak dicari dan diminati di kalangan masyarakat, yaitu es buah yang sangat menggiurkan dan menggugah selera ketika pertama kali melihatnya.

Mursida dan teman-temannya sudah cukup lama menjual takjil di sini “yah kami sudah lama jualan kak, awal puasa kami sudah mulai menjual di sini” tuturnya.

“Kami berjualan takjil di bulan puasa ini karen akan mengadakan acara galeri pendidikan di kampung kak, yang ini termasuk penggelangan dana sih, hitung-hitung ini untuk tambah-tambah dana kami”, ungkapnya.

Aku menanyakan bagaimana persiapan mereka sebelum menjual apalagi di hari-hari kuliah, siapa yang menyiapkan semuanya padahal mereka kuliah ?.

” Yah kami bagi-bagi tugas kak, misalnya ini hari hari Sabtu ada salah satu dari kami yang kuliah, bagi yang kuliah kami tidak bakal menyurunya membuat es buah, kami yang tak kuliah mempersiapkan untuk di jual sore hari, begitu seterusnya”

Dengan buget sedikit mereka dapat menghasilkan ratusan ribu perharinya ” yah paling kamu hanya membutuhkan buget Rp 150 ribu, itu kita pakai untuk membeli bahan es buah seperti, buah melon, semangka, pepaya, nutrijel, sirup, susu biji salasi, dan natadecoco”

” Ber modal Rp 150 ribu, Alhamdulillah kami bisa menghasilkan untung bersih sekitar Rp 200- Rp. 500 ribu per har kalau jualan laku semua, katanya.

Tetapi ketika jualan tak laku di hari itu, mereka tak kecewa karena pesaing terlalu banyak, dan apabila ada jualan yang tidak laku.

Mereka tak menyimpannya, mereka lebih memilih membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan atau mereka menjadikannya menu berbuka puasa hari itu.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *