MADIUN, beritalima.com- Sebanyak 89 mahasiswa Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, tampak begitu seksama mengikuti penjelasan dari Asisten Pemerintahan dan Pembangunan Kota Madiun R. Andriono Waskito Murti. SH. Program Internet Sehat yang dipaparkan menjadi bahasan menarik hingga akhir kuliah lapangan tersebut.
Dalam uraiannya di depan para mahasiswa Jurusan Administrasi Negara, FISIP, R. Andriono menyebutkan bahwa saat ini Pemkot Madiun sudah menyediakan 140 titik wi-fi gratis di berbagai lokasi yang bisa diakses secara gratis secara masyarakat. Wi-fi gratis ini merupakan bentuk pelayanan publik.
“Program ini sudah dimulai sejak 2003 lalu terus dikembangkan. Pada 2012 ada tiga titik di kantor kecamatan. Lalu berkembang terus sampai saat ini di banyak tempat mulai kantor layanan, kantor kelurahan, jalan protokol dan titik kumpul masyarakat lain. Di 2014 sempat mendapatkan Best Innovation dari Men-PAN,” ungkap R. Andriono pada kegiatan di Ruang 13 Balaikota Madiun (Selasa, 7/11/2017).
Internet gratis tersebut bsia diakses oleh masyarakat secara gratis selama 24 jam penuh. Namun, tetap ada pembatasan sebagia bentuk filter atau penyaringan agar pemanfaatannya positif. “Kalau buat mahasiswa misalnya, ya buat mencari bahan tugas kuliah. Bahkan saya sendiri memakai internet untuk menaikkan kualitas diri saya,” ujarnya.
Para mahasiswa tampak semakin antusias mengikuti Kuliah Lapangan saat Kasi Layanan Aplikasi dan Tata Kelola Pemerintahan Elektronik Diskominfo Kota Madiun Noor Aflah memaparkan program internet sehat yang dilaksanakan Pemkot Madiun. Belasan pertanyaan dari para peserta membuat Kuliah Lapangan agak berbeda dengan kuliah reguler di kampus-kampus pada umumnya sepi dari situasi interaktif.
Mulai dari latar belakang pelaksanaan internet sehat sampai pada pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan sarana dalam program internet sehat sampai hal-hal yang akan dicapai dengan internet sehat tersebut.
“Yang jelas kami melakukan diseminasi informasi. Hal ini bertujuan menimbulkan menginformasikan berbagai program Pemkot Madiun dan membangun kesadaran masyarakat untuk turut membangun kota Madiun. Yang pasti juga kami menyebarkan konten yang positif bagi warga,” ungkapnya.
Dijelaskannya, untuk menyampaikan informasi dari Pemkot ini, tim dari Diskominfo menyematkan website resmi Pemkot Madiun yang berisi informasi, berita, layanan dan program sebagai laman pertama saat warga mengakses wi-fi gratis dari Pemkot Madiun.
“Dari pantauan kami, setiap pemakai wi-fi mengakses website resmi Pemkot Madiun selama rata-rata 1 menit 40 detik. Jadi kami memastikan mereka telah mengakses informasi penting dari pemerintah yang perlu diketahui masyarakat,” ungkapnya.
Keberadaan titik wi-fi di berbagai lokasi, termasuk tempat berkumpulnya warga di seluruh kelurahan juga memberikan dampak positif secara sosial. Dengan begitu, lanjutnya, warga yang ingin mengakses internet gratis bisa duduk di satu lokasi yang sama, berinteraksi dan menghasilkan hal-hal yang positif.
“Misalnya kemudian mereka ronda, membicarakan kondisi lingkungan, lalu bisa berbenah dan sebagainya,” ujarnya.
Soal dampak negatif yang dipertanyakan oleh sejumlah mahasiswa berjas almamater biru tua ini Noor Aflah menyatakan hal tersebut memang tidak bisa dihindari. “Tapi kami ada cara untuk memfilter. Dari aplikasi pembatasan website yang bisa dikunjungi dengan upgrade tiap tiga bulan sampai pada waktu tertentu di mana wi-fi dioffkan karena masuk jam belajar, yaitu di jam 17.30 sampai jam 19.00 WIB,” urainya.
Hingga akhir kuliah tamu masih ada saja mahasiswa yang ingin bertanya. Namun karena waktu yang terbatas, Kuliah Lapangan yang dmulai sekitar oukul 10.00 WIB harus dipungkasi sekita pukul 12.00 WIB.
Dosen dan Ketua Rombongan Gitadi Tegas mengatakan, kuliah yang dilaksanakan di Pemkot Madiun adalah upaya menghubungkan dunia konsep dalam perkuliahan dengan dunia nyata pada kerja pemerintahan. Sebab di bangku kuliah, para mahasiswa tersebt sudah sangat memahami bahwa pelayanan publik yang baik memiliki tiga indikasi utama.
“Indikasinya adalah adanya perubahan mindset, struktur dan faktor IT. Nah, internet sehat di sinilah yang harus dipelajari dan kalau bisa direplikasi, baik di kampus atau pada diri mahasiswa masing-masing,” ujarnya. (madiuntoday)