SURABAYA, berritalima.com | Mahasiswa Program Studi Teknik Biomedis Universitas Airlangga (UNAIR) berinovasi menciptakan eksoskeleton sebagai alat bantu bagi penderita Brachialis Plexus Injury (BPI) atau cedera pleksus brakhialis. Ialah Aisyah Widayani (2015), Septian Indra Wicaksana (2015), Muwaffaq I’zaz Al-Amin(2015), Nuzula Dwi Fajriaty (2016), dan Muhammad Thoriqul Aziz Endryantoro (2017) yang berinovasi menuangkan ide tersebut dalam proposal PKM berjudul “ULAT (Upper Limb Assistive Device) : Eksoskeleton Berbasis Pengenalan Suara Untuk Cedera Pleksus BrakhialisRSUD DR. Soetomo Surabaya”.
Mengenai ide yang digagas bersama tersebut, Aisyah selaku ketua tim mengatakan bahwa BPI merupakan salah satu cedera saraf perifer yang menyebabkan kelumpuhan ekstrimitas atas akibat putusnya konektivitas antara saraf dengan sistem motorik lengan.
“Narakas dengan aturan tujuh puluhnya, menyatakan bahwa 70% BPI terjadi karena kecelakaan lalu lintas,” jelasAisyah Widayani, Senin (24/6).
Lebih lanjut, Aisyah mengatakan bahwa RSUD Dr. Soetomo sebagai salah satu Rumah Sakit Pusat Rujukan utama di Jawa Timur yang melayani pasien BPI, menyebutkan terdapat 143 pasien BPI pada bulan Januari 2016-Mei 2017 dengan rata-rata 8 kasus tiap bulannya. Selama ini, lanjutnya, penanganan yang dapat dilakukan yaitu berupa operasi saraf dengan resiko biaya yang relatif tinggi dan penawaran lainnya dengan melakukan latihan gerakan sehari-hari atau Activity of Daily Living (ADL) menggunakan eksoskeleton.
“Akan tetapi, eksoskeleton yang diterapkan menggunakan teknik body motion dan menggunakan sistem eletrik yang terintegrasi,” imbuhnya.
Hal tersebut, lanjutnya, dapat mempengaruhi waktu latihan ADL dikarenakan adaptasi pasien terhadap teknik inibergantung keterampilan tiap individu. Begitupula dengan sistem elektrik yang masih berpotensi terjadinya arus pendek yang dapat mengganggu proses latihan ADL penderita BPI.
“Itulah alasan kami untuk meningkatkan fasilitas layanan RSUD Dr. Soetomo khususnya Instalasi Rehabilitasi Medik Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi ( PKM-T),” tandasnya.
Pada akhir, Aisyah juga menjelaskan bahwa karya yang berbasis pengenalan suara itu dilengkapi dengan Artificial Intellegence (AI)atau kecerdasan buatan danekstraksi ciri untuk mengenali karakteristik suara individu. Melihat kondisi penderita BPI yang terus meningkat, jelasnya, membutuhkan efisiensi waktu dalam proses latihan ADL.
“Sehingga, dengan adanya ULAT ini RSUD Dr. Soetomo khususnya Instalasi Rehabilitasi Medik yang menangani penderita BPI diharapkanmampu meningkatkan kualitas pelayanan serta meningkatkan kualitas hidup masyrakat Indonesia secara keseluruhan,” pungkasnya.(hjr)