Mahasiswa Unair Gagas Obat Penurun Demam FEREIL

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com|
Peralihan dua musim atau masa pancaroba di Indonesia tak sedikit masyarakat yang mengeluhkan demam atau suhu tubuh di atas 36 derajat celcius. Dalam hal ini, lima mahasiswa Unair Surabaya menghadirkan inovasi FEREIL yaitu produk herbal penurun demam yang berbahan dasar ekstrak bawang merah (Allium cepa), jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan Virgin Coconut Oil.

Mereka lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan (PKM-K) hingga mendapatkan pendanaan dari Dirjen Dikti Kemendikbud RI pada 2023. Antara lain Anisa, Jazirotus Sakinah, Istiana Putri dan Eni Faidotul Fitriyah dari jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi. Serta Elly Rachmawati dari jurusan Radiologi Fakultas Vokasi.

Ketua Tim Anisa menjelaskan alasannya melahirkan inovasi FEREIL. Berangkat dari pengalaman pribadinya yang mengalami demam dan mendapat pengobatan dari ibunya lewat racikan minyak bawang merah dan jeruk nipis.

Di samping inspirasi tersebut, tim juga mengkhawatirkan dampak buruk dari demam jika tidak segera teratasi akan mengakibatkan dehidrasi, kekurangan oksigen, kerusakan neurologis dan kejang.

“Untuk meminimalisir dampak negatif itu, perlunya pengobatan antipiretik (obat yang digunakan untuk meredakan atau mengurangi demam) ataupun metode fisik (kompres),” paparnya.

Ia juga menegaskan efektivitas antipiretik jauh lebih maksimal apabila penggunaannya bersamaan dengan terapi herbal baluran bawang merah dan jeruk nipis. Dalam satu set FEREIL bisa 2 in 1, dengan beberapa kelebihan yakni bisa dioleskan pada dahi dan pelipis untuk mengurangi demam, pusing, atau pun saat masuk angin. Selain itu, dilengkapi dengan alat untuk kerokan di leher atau punggung.

“Inovasi FEREIL murni dari hasil riset tim di bawah bimbingan dosen pembimbing Dr Junairiah SSi Mkes seraya otodidak belajar dari youtube dan jurnal, hal ini juga tak lepas bantuan dari UNAIR dan para mentor Garuda Sakti,” katanya.

Inovasi produk ini juga turut mendukung ketercapaian SDGs point pertama (tanpa kemiskinan) dan ketiga (kehidupan sehat dan sejahtera).

“Karena turut menyelesaikan masalah kesehatan seperti demam, pegal-pegal, dan lain lain. Lalu dengan keadaan sehat, orang dapat beraktivitas normal, kerja produktif, tidak terhambat mencari nafkah dengan harapan membuka pintu kesejahteraan. Lebih jauh lagi, nantinya FEREIL dapat mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia dengan membuka lowongan pekerjaan,’’ ujar Anisa mahasiswa yang tertarik dalam dunia wirausaha ini.

Baginya untuk menjadi seseorang berprestasi tentunya melalui sebuah proses dan rentetan kegagalan.

“Tetapi, kita bisa menunjukkan ke Indonesia, Kita mahasiswa Unair yang bisa memberikan prestasi untuk Tanah Air Tercinta,” tutur mahasiswa FST ini. (Yul)

beritalima.com

Pos terkait