SURABAYA, Beritalima.com|
Kebutuhan energi listrik semakin meningkat dan ketersediaan pembangkit listrik dari panel surya kurang efisien, sebab kondisi cuaca yang berubah-ubah. Hal itu yang mengantarkan lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) menggagas teknologi Photosynthetic Microbial Fuel Cell (PMFC), sebuah riset energi alternatif listrik dari limbah budidaya udang dan mikroalga (Scenedesmus sp.).
Riset mereka lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) 2023. Antara lain: Lailatus Sa’diya, Amatul Firdausy Khansa, dan Andarista Putri Darsono. Ketiganya mahasiswa akuakultur angkatan 2020. Lalu Nurul Munawar (Fisika, 2020) dan Sulthon Yusuf Abdillah (Teknik Elektro, 2021).
Proses Penghantaran Listrik
“Kami membuat sebuah percobaan alat (Red: PMFC) dari dua buah akuarium (chamber) yang masing-masing chamber terdiri dari limbah budidaya udang (sebagai anoda atau kutub positif) dan Scenedesmus sp (sebagai katoda atau kutub negatif),’’ papar Ketua Tim Lailatus Sadiya.
“Lalu di atas chamber, kami hubungkan dengan jembatan garam yang di dalamnya terdapat penjepit buaya kabel listrik dan elektroda. Sehingga nantinya hasil listrik akan diterima oleh elektroda yang telah terhubung dengan kabel listrik dan penjepit buaya,’’ imbuhnya.
Untuk memastikan alat tersebut benar-benar teraliri listrik. Pihaknya mengukur tegangan listrik dan arus listrik menggunakan voltage.
Langkah tersebut menurut Lailatus, sudah sesuai dari aspek lingkungan karena hadirnya PMFC juga melihat adanya potensi mikroalga yang melimpah di perairan, salah satunya Scenedesmus sp. Pihaknya juga mengatakan, inovasi PMFC orientasinya juga pada ketercapaian SDGs poin ke-7 mengenai energi bersih dan terjangkau.
Berdasarkan penelitian terdahulu, Lailatus menjelaskan, Scenedesmus sp. memiliki kemampuan dalam menghasilkan oksigen dari fotosintesis serta menghasilkan listrik tetapi masih dalam jumlah mikro. Namun, nilai kebaruan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni pada jenis elektrodanya. Tim PMFC menggunakan elektroda grafit yang biasa digunakan untuk praktikum sel volta.
Dalam progress nya, tim sedang melakukan perancangan alat. Bukan tanpa kendala, tim juga sempat memutar otak agar bisa tuntas sesuai jadwal. Lantaran mahasiswa akuakultur 2020 harus menyelesaikan tanggung jawab Praktik Kerja Lapang (PKL) di luar kota. Sementara anggota yang angkatan 2021 juga ada kuliah di kelas.
Namun, Lailatus menyebutkan semuanya bisa teratasi dengan sistem shift dan rasa pengertian satu sama lain. Ia berpesan selagi masih muda jangan pernah menyerah dan terus bersemangat untuk mengukir prestasi di segala bidang.
“Seperti halnya kami, menjaga semangat tim dan terus bekerja keras memberikan yang terbaik sehingga dapat mewujudkan prestasi yang lebih besar lagi di masa depan. Teruslah bermimpi, berjuang, dan menginspirasi,” tuturnya. (Yul)