Mahasiswa Unair Pelajari Budaya Baru di Maluku Lewat KKN Kebangsaan

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk implementasi pengabdian masyarakat dari mahasiswa. Salah satu cerita KKN yang menarik dialami mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (Unair), Binti Musyarofah.

Ia berkesempatan untuk mengikuti KKN Kebangsaan yang dibawahi langsung oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Sebagiai 1 dari 5 delegasi UNAIR, Binti menjalankan KKN di Maluku, tepatnya di Negeri Wotay, Teon Nila Serua, Maluku Tengah. Bersama mahasiswa dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia, Binti menjalankan berbagai program kerja.

Beberapa di antaranya adalah pemberdayaan UMKM, pelayanan kesehatan gratis, sosialisasi penanganan kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Selama kurun waktu 1 bulan, mulai dari 26 Juli – 24 Agustus, Binti dan tim berhasil menjalankan 11 program kerja yang telah dirancang. Tujuan KKN Kebangsaan ini guna meningkatkan kolaborasi antar perguruan tinggi untuk melakukan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).

Kontribusi sebagai Mahasiswa Keperawatan

Sebagai mahasiswa Keperawatan, Binti punya andil dalam program kerja ranah kesehatan. Dirinya bertanggung jawab dalam program kerja pelayanan kesehatan gratis serta sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat.

Dalam program kerja pelayanan kesehatan gratis, ia dan tim melakukan pemeriksaan kesehatan terkait penyakit tidak menular.

“Karena di sini masih cukup banyak penyakit yang tidak menular dan tidak terdeteksi,” ungkap Binti.

Selain bekerja sama dengan tim KKN, dirinya juga menggandeng puskesmas setempat untuk melaksanakan program kerja ini.

Pada program kerja sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, Binti melakukan edukasi soal langkah cuci tangan dan sikat gigi dengan benar. Sasarannya adalah siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 271 Maluku Tengah.

“Di sana itu anaknya masih minim terkait edukasi kesehatan,” katanya.

Mengabdi Sambil Belajar Budaya Baru

Binti yang notabene berasal dari Jawa mengaku mengalami perbedaan budaya yang cukup signifikan selama di Maluku.

“Aku belajar beradaptasi dengan budaya baru, teman-teman baru. Di sana (aku) agak kesulitan untuk belajar bahasa karena didominasi bahasa Ambon,” ungkapnya.

Namun, selain menjadi tantangan, perbedaan budaya tersebut juga memberikan banyak insight baru baginya.

“Aku sendiri belajar budaya dari Aceh sampai Merauke,” katanya.

Binti juga berpesan kepada mahasiswa lain untuk tidak ragu mengikuti KKN Kebangsaan, sebab banyak pengalaman berharga yang bisa didapat.

“Aku menyarankan untuk mahasiswa lain untuk mencoba KKN Kebangsaan karena worth to try banget,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait