SURABAYA, Beritalima.com-
Sebanyak 22 mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) terima beasiswa Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) tahun 2024. Beasiswa tersebut menjadi rumah bagi mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia.
Untuk lolos menjadi penerima beasiswa AMN, calon mahasiswa harus mengikuti tiga tahap seleksi. Mulai seleksi administrasi, psikotes, dan wawancara. Selanjutnya, mahasiswa yang lolos wajib tinggal di asrama dan mengikuti serangkaian kegiatan yang sudah ditentukan oleh pihak AMN.
Masa Orientasi
Setelah dinyatakan resmi menjadi bagian penerima beasiswa AMN, mahasiswa menjalani masa orientasi. Kegiatan masa orientasi berisi seputar pengenalan kehidupan asrama dan pendalaman cinta tanah air serta bela negara.
Firzyawan Listanto Putra, salah satu mahasiswa Unair dari program studi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) mengatakan bahwa menjadi bagian dari AMN merupakan suatu kebanggaan.
Pasalnya, tidak hanya menerima beasiswa dalam bantuan finansial. Akan tetapi, juga merupakan bentuk kepercayaan dan dorongan bagi generasi muda untuk terus berupaya maksimal demi cita-cita dan menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Sebagai penerima beasiswa AMN yang merupakan salah satu program dari BPI ini, banyak hal yang telah saya pelajari walaupun masih beberapa bulan saja di asrama ini. Baik dari segi akademik maupun pengembangan karakter intelektual,” ujarnya.
Mahasiswa yang kerap disapa Firzy itu juga mengatakan bahwa program-program kegiatan yang ada dalam asrama sangat mendukung dan memberikan berbagai wawasan serta pengalaman yang luas.
Tidak hanya itu, di asrama juga tertanam semangat korsa terhadap sesama serta dapat menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap NKRI.
Pembekalan Studi
Mahasiswa penerima beasiswa AMN juga mendapatkan pembekalan studi. Dalam kesempatan itu, Kepala Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi Anton Rahmadi, PhD hadir untuk memberikan arahan kepada mahasiswa penerima beasiswa AMN.
Dalam paparannya ia mengatakan bahwa sebagai anak bangsa Indonesia harus cerdas, harus bisa menempuh pendidikan tinggi, harus menjadi sumber daya manusia yang unggul.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah wajib mencari anak bangsa yang tidak merasakan pendidikan untuk di sekolahkan secara kompak.
“Karena ini adalah amanat undang undang, amanat bangsa. Tidak boleh ada mahasiswa yang tidak bisa atau gagal kuliah karena tidak bisa membayar UKT,” pungkasnya.(Yul)