SURABAYA, Beritalima.vom|
Intan Resvilani merupakan salah satu mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 2018. Mahasiswi yang akrab disapa Intan tersebut telah menekuni dunia tulis menulis sejak dia duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Intan mengungkapkan bahwa ia telah berhasil menerbitkan lima buku dalam kurun waktu tiga tahun. Buku pertamanya merupakan hasil mengikuti lomba dari salah satu penerbit pada tahun 2017 dan karya yang dia buat berhasil diterbitkan pada sebuah buku kumpulan cerpen. Mulai tahun 2017 itu, Intan terus menerbitkan buku ke dua sampai buku ke limanya.
Buku yang diterbitkan oleh perempuan asal Bojonegoro tersebut masing-masing merupakan dua buku novel, satu kumpulan puisi dan dua kumpulan cerpen yang berjudul Kumpulan Kisah Inspiratif: Berkah dalam Ramadan (2017), RASI (2018), Menenun Rinai Hujan (2019), dan NaRel (2019).
Lebih lanjut, Intan menyebutkan bahwa menerbitkan buku merupakan hal yang diimpikan olehnya sejak ia memutuskan untuk terjun dalam dunia tulis menulis.
“Menerbitkan buku adalah hal yang saya inginkan sejak memutuskan untuk terjun dalam dunia tulis menulis. Saya ingin karya-karya saya tidak sekadar dibaca tapi juga melekat dihati pembaca,”terang perempuan kelahiran tahun 2001 tersebut.
Intan menambahkan, bahwa perjalanannya menerbitkan buku berawal dari keinginannya untuk bisa membiayai kuliah dengan uang sendiri. Namun, tidak disangka Intan berhasil meraih beasiswa melalui sertifikat-sertifikat yang ia dapat melalui hasil lomba menulis buku.
Ketika ditanya mengenai tips dan trik agar dapat menerbitkan buku, Intan menjawab bahwa tidak ada tips dan trik khusus. Dia mengungkapkan, hanya diperlukan niat, kemauan untuk belajar, konsisten dan rajin membaca buku.
“Sebenarnya tidak ada tips dan trik khusus, asal ada niat, mau belajar, konsisten dan rajin membaca buku pasti bisa. Tidak harus jadi satu buku, tulis saja sehari satu paragraf sebagai langkah awal,”ucap mahasiswi yang juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran itu.
Di tahun 2020 ini, Intan berencana untuk tetap menulis dan menyelesaikan naskah yang belum terselesaikan. Dia juga berkeinginan untuk dapat menerbitkan buku novel di penerbit mayor sehingga buku novel itu tersedia di toko buku seluruh Indonesia.
Sebagai penutup, Intan mengutip perkataan Pramoedya yang mengungkapkan bahwa orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Tidak hanya itu, Intan juga berpesan kepada mahasiswa lain untuk menulis karena dengan menulis dapat menumbuhkan rasa bangga jika karya yang dihasilkan dapat dibaca oleh banyak orang. (yul)