JAKARTA, Beritalima.com– Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia belakangan ini semakin tidak terkendali. Itu terbukti semakin banyaknya masyarakat yang terpapar dan tingginya angka kematian sebagai dampak dari serangan virus Corona yang awalnya menyerang masyarakat di Kota Wuhan, China akhir 2019.
Sekjen partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Mahfuz Sidik dalam keterangan pers yang diterima awak media, Minggu (18/7) mengatakan, pihaknya mengusulkan lima saran yang perlu dilakukan pemerintah agar sukses dalam mengatasi pandemi ini. Hal itu bisa menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan,” kata Mahfuz,
Pertama, terkait percepatan dan perluasan vaksinasi. Berdasarkan data Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi nasional 208.265.720 penduduk.
Namun, data per 17 Juli 2021, baru 41.268.627 warga yang mendapatkan dosis pertama dan 16.217.855 dosis kedua atau dosis lengkap, sehingga Presiden Jokowi, Sabtu (17/7) meminta jajarannya segera menghabiskan stok vaksin Covid-19 yang ada untuk diberikan kepada masyarakat.
Presiden mengatakan, vaksinasi harus cepat dilakukan untuk segera menciptakan kekebalan komunal (herd immunity).
“Untuk percepatan dan perluasan vaksinasi gratis di semua daerah, pelaksanaannya perlu diperluas di kantor Kelurahan dan Desa,” kata Mahfuz.
Kedua, Pemerintah membagikan masker dan multivitamin gratis untuk masyarakat tidak mampu, khususnya di wilayah padat penduduk dan tinggi mobilitas.
“Pemerintah bisa galang dana Corporate Service Responsibility (CSR) untuk pembagian masker dan multivitamin gratis.”
Ketiga, mengendalikan harga obat Covid-19 yang dibutuhkan masyarakat agar tetap murah. “Sekarang harga obat-obatan terkait Covid-19 naik gila-gilaan,” ujar Mahfuz.
Pemerintah melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) obat selama masa pandemi Covid-19.
Ada 11 jenis obat yang diatur HET oleh pemerintah mulai berlaku 2 Juli 2021.
HET ini merupakan harga jual tertinggi obat di apotek dan instalasi farmasi rumah sakit/klinik, yang berlaku untuk seluruh Indonesia. Namun, faktanya, harga obat Covid-19 dan yang obat terkait, harganya tetap tidak bisa dikendalikan dan melambung tinggi di pasaran.
Keempat yang tidak kalah penting, menurut dia, memperkuat Puskesmas dengan sarana kesehatan yang mampu menangani dan merawat pasien Covid-19 sehingga pasien tak perlu dirawat di RS yang menyebabkan keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) penuh seperti saat ini.
“Dan saran kelima adalah manajemen kendali di pusat harus terintegrasi. Jangan banyak tangan tapi terkesan tidak terpadu. Juga libatkan ilmuwan dan tokoh agama,” kata Mahfuz.
Seperti diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan tren kenaikan sejak Juni 2021. Bahkan dalam tiga hari terakhir, kasus harian Covid-19 sudah hampir menembus 60.000. Lonjakan kasus tertinggi terjadi, Kamis (15/7), 56.757 kasus sehari.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 17 Juli 2021, total kasus positif Covid-19 nasional menembus 2.832.755 orang. Sedangkan akumulasi pasien yang sudah sembuh 2.232.394 orang. Pasien meninggal akibat virus ini 72.489 jiwa. (akhir)