SURABAYA, beritalima.com – Ada kehidupan di kawah Gunung Ijen. Penampakan di kawah yang kondisinya sangat ekstrem itu ditemukan Kenny Jeremia S.Is, di waktu mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya) tersebut melakukan penelitian di sana.
Mahasiswa angkatan 2011 ini mengungkapkan, kawah Ijen merupakan danau kawah yang bersifat asam, dan dikenal sebagai danau air sangat asam terbesar di dunia dengan nilai PH:0, sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat.
Kondisi sangat asam tersebut juga membuat kawah Ijen memiliki kandungan logam sangat tinggi, sehingga menyebabkan hampir tidak ada makhluk hidup dapat tinggal di habitat Kawah Ijen. Akan tetapi, ungkap Kenny, ternyata di kawah itu ada kehidupan mikroorganisme berupa bakteri dan jamur.
Di Laboratorium Bioteknologi Mikroorganisme, Gedung TG Lantai 2 Kampus II Ubaya Tenggilis, Jalan Raya Kalirungkut Surabaya, Kenny menuturkan, penelitiannya berawal dari persoalan limbah jerami di Indonesia yang terlihat semakin meningkat.
“Saya ingin mengubah limbah jerami menjadi energi terbaru yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Kenny.
“Tapi karena struktur dalam jerami cukup rumit dan hanya bisa di-treatment dengan PH asam, saya berpikir mengapa tidak menggunakan sumber daya alam di Indonesia,” lanjutnya.
“Dan, saya akhirnya memutuskan pilih Kawah Ijen sebagai bahan untuk penelitian ini,” sambungnya.
Kemudian, dalam riset itulah dia menemukan bahwa DNA dari Kawah Ijen dapat digunakan untuk bertahan dari treatment asam jerami hingga akhirnya limbah jerami dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
“Harapan saya penelitian ini dilanjutkan lagi, terutama untuk mengubah limbah jerami menjadi energi terbarukan. Karena, sejauh ini baru molase yang dapat digunakan tetapi bersaing sebagai bahan pangan. Mengapa kita tidak mencoba mengubah karbohidrat (kandungan di dalam limbah jerami) menjadi etanol yang berguna?” tambah pemuda kelahiran Surabaya, 23 tahun ini.
Drs Mangihot Tua Goeltom M.Sc, Dosen pembimbing Kenny, menilai penelitian ini sangat menarik, karena dia sendiri tidak menyangka pada kondisi yang sangat ekstrem seperti di Kawah Ijen dapat ditemukan kehidupan berupa bakteri yang dapat digunakan mengekstraksi limbah jerami.
“Harapan saya, penelitian ini dapat juga digunakan menemukan kehidupan di tempat-tempat ekstrem lainnya dan dieksplorasi kemampuan apa saja yang dapat berguna bagi masyarakat,” ujarnya. (Ganefo)