BANYUWANGI, beritalima.com – Perwakilan Gerakan Rakyat Banyuwangi Bersatu (GARABB) dan Perwakilan Tim 5 Kaukus Advokat Muda Indonesia (KAMI) mengadakan sebuah pertemuan penting pada Minggu, 12 November 2021 sekitar pukul 15.00 WIB sampai selesai. Dalam pertemuan di sebuah area kuliner kenamaan di Banyuwangi, kedua perwakilan itu berdiskusi serius membahas langkah-langkah perjuangan mengembalikan keutuhan kawasan gunung Ijen ke pelukan Banyuwangi. Keduanya berharap, dengan adanya duduk bersama meskipun itu hanya perwakilan dapat menumbuhkan sinergitas antar kedua lembaga. Mengingat pada 3 Juni 2021, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menandatangani Berita Acara Kesepakatan dengan menyerahkan 1/3 kawasan gunung Ijen ke Kabupaten Bondowoso.
Koordinator Umum GARABB, Bondan Madani mengatakan, meskipun perjuangan masih panjang dan sulit namun pihaknya akan tetap bergerak dan bersuara. Karena jika hanya diam saja atau berpangku tangan tidak akan merubah apa-apa.
“Memang tidak ada jaminan bahwa apa yang kami lakukan bisa mengembalikan keutuhan kawasan gunung ijen ke pangkuan Banyuwangi. Akan tetapi, jika tidak ada tindakan sama sekali justru malah akan menjadi hal yang sia-sia. Selain itu, yang dikhawatirkan jika ini saya bersama teman-teman seperjuangan di GARRAB tidak ada reaksi, bisa-bisa suatu saat tempat-tempat lain akan diberikan atau dijual seenaknya sendiri oleh oknum Bupati Banyuwangi,” kata Bondan dengan penuh rasa was-was.
Alumni muda HMI yang energik ini meyakini, jika terus ada gerakan penolakan turun ke jalan pasti Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan membatalkan Berita Acara Kesepakatan tentang batas wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan Kabupaten Bondowoso subsegmen kawah Ijen, tertanggal 3 Juni 2021 itu.
“Sejarah telah mencatat bahwa pada tahun 2020 lalu, kami (GARRAB, red.) pernah seminggu dua kali selama satu bulan lebih melakukan demo di depan kantor Pemkab Banyuwangi. Di antaranya, aksi demo menolak agar pulau Tabuhan tidak disewakan kepada pihak investor asing. Alhamdulillah sampai saat ini pulau Tabuhan belum ada tanda-tanda mau disewakan lagi. Meskipun suatu saat nanti, bisa saja sewa-menyewa itu ditindaklanjuti. Jika hal itu sampai terjadi, dapat dipastikan kami pasti akan turun jalan untuk menolaknya,” tandasnya secara berterus terang.
Ditambahkannya, pihaknya juga tidak menampik, upaya gugatan Citizen Law Suit melalui Pengadilan Negeri Banyuwangi yang dilakukan oleh Tim 5 KAMI terhadap Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani atas penyerahan 1/3 kawasan gunung Ijen ke Bondowoso menjadi salah satu cara efektif yang ditempuhnya. Apalagi setelah hak interpelasi di DPRD Banyuwangi yang dilakukan oleh dua fraksi telah menuai kegagalan.
“Oleh karenanya, jika ingin keutuhan kawasan gunung Ijen kembali ke pangkuan Banyuwangi, maka segala upaya harus dilakukan. Bahkan kami segenap pejuang di tubuh GARRAB siap hadir membawa massa tanpa harus diminta oleh Tim 5 KAMI untuk mengawal proses persidangan yang fair, jujur dan berkeadilan. Biarlah GARABB berjuang dengan melakukan gerakan moral (baca: demonstrasi), sedangkan Tim 5 KAMI berjuang lewat jalur hukum di pengadilan. Karena jika ada penolakan secara bergelombang dari rakyat pasti dapat mempengaruhi keputusan Mendagri terkait persoalan Ijen,” tegasnya.
Sementara itu ketika ditanya oleh awak media terkait pertemuannya dengan GARABB, juru bicara Tim 5 KAMI, Denny Sun’anudin menandaskan, pertemuan tersebut dapat menjadi energi positif dan pelecut semangat untuk terus berjuang mengembalikan keutuhan kawasan gunung Ijen ke pangkuan Banyuwangi. Kendati disadari, perjalanan perjuangan masih cukup panjang berliku serta penuh onak duri yang berbisa.
“Alhamdililah pada akhirnya, kami bisa punya partner yang dapat diandalkan untuk memperjuangkan marwahnya Blambangan, yakni demi kembalinya keutuhan kawasan gunung Ijen ke pangkuan Banyuwangi. Meskipun jalur yang ditempuh berbeda, namun setidaknya bisa sedikit memberikan nafas lega kepada Tim 5 KAMI, bahwa ternyata kami tidaklah sendirian berjuang. Karena masih ada yang peduli dengan Ijen sebagai ikonnya kebanggaan Banyuwangi,” urai Denny dengan penuh rasa syukur.
Berkenaan dengan komitmen GARABB yang tetap berkeinginan mempertahankan keutuhan kawasan gunung Ijen, lanjut Denny, sudah sepatutnya diapresiasi. Menurutnya, Banyuwangi memang membutuhkan anak-anak muda yang idealis dan memiliki kepekaan. Oleh karenanya, demi citranya kota Gandrung tak boleh perjuangan berhenti di tengah jalan.
“Perjuangan memang tak boelh berhenti di tengah jalan. Itulah sebabnya, dalam setiap pertemuan dengan siapapun bahkan dalam forum-forum, Tim 5 KAMI selalu mendengungkan sebuah pesan heroik demi belapati gunung Ijen. Yakni, jika Anda atau siapapun yang merasa sebagai bagian dari Banyuwangi, namun hanya diam dan berpangku tangan seraya membiarkan terlepasnya 1/3 kawasan gunung Ijen ke Bondowoso-, maka mulai sekarang berhentilah mengaku sebagai orang Banyuwangi!,” tegas Denny berapi-api. (bi)