JAKARTA, Beritalima.com– Indonesia memiliki banyak pejuang-pejuang perempuan. Selain RA Kartini, Cut Nyak Dien dan Martha Christina Tiahahu yang sudah sangat dikenal, ada perempuan lain yang turut melukis sejarah Indonesia, seperti Ratu dari Kesultanan Aceh, Sultanah Taj ul-Alam Safiatuddin Syah.
Ratu dengan nama lahir Putri Sri Alam merupakan putri pahlawan, Sultan Iskandar Muda. Ada juga Siti Aisyah We Tenriolle dari Kerajaan Tanette, Dewi Sartika dari Jawa Barat, Roehanna Koeddoes dan HR Rasuna Said (Sumatra Barat), RA Kustiyah Wulaningsih Retno Edi yang lebih dikenal dengan nama Nyi Ageng Serang dari Jawa Tengah, Maria Walanda Maramis (Minahasa) dan Andi Depu Maraddia Balanipa dari Polewali Mandar.
Hal itu dikatakan politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dr Hj Anis Byarwati ketika tampil sebagai pembicara dalam webinar yang digelar oleh bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPD PKS Jakarta Timur, pekan ini.
Webinar dengan tema ‘Giat Perempuan Selamatkan Bumi’ ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini 2021 dan Hari Bumi yang jatuh 21 dan 22 April setiap tahunnya.
Dikatakan Anis, menghargai mereka sama dengan melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan dengan mempersembahkan kontribusi terbaik untuk mewujudkan Indonesia yang adil, sejahtera dan bermartabat seperti yang dicita-citakan PKS. Dengan visi PKS 2020-2025 yaitu menjadi Partai Islam Rahmatan lil Alamin yang kokoh melayani bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. PKS punya spirit pengokohan ketahanan keluarga dengan memberikan penguatan fungsi perempuan.
Ibu dari delapan putra-putri ini menegaskan, perempuan memiliki 2 tugas yang mulia. Pertama yang seringkali disebut tugas asasi yang tidak bisa digantikan orang lain yaitu tugas sebagai anak, istri danibu. “Tugas asasi ini tidak bisa digantikan orang lain,” tegas Anis.
Tugas kedua melekat pada fungsi diri seorang perempuan dan biasanya terkait dengan profesi, seperti menjadi guru, dosen, karyawan, pedagang dan lain-lain.
Bagi perempuan PKS, kata Anis, tidak ada perbandingan peran, mana yang lebih mulia. Karena kemuliaan suatu peran, ditentukan sejauh mana peran itu membawa seorang perempuan pada ketakwaaannya.
Karena itu, dengan berbagai kiprah yang dilakukan perempuan PKS, mereka harus menyadari identitas dan jati diri PKS sebagai partai dakwah, sehingga semua aktivitas yang dilakukan, dalam rangka berdakwah mengajak orang pada kebaikan.
Dalam webinar yang juga diikuti Ketua DPD PKS Jakarta Timur, Ikrar Aulia Agustianto, Anis mengurai pentingnya perempuan dalam membangun keluarga Indonesia yang tangguh. “Kita tidak bisa bicara peradaban jika kita belum bisa mengelola keluarga kita dengan baik”.
Menurut Anis, keluarga merupakan unit paling kecil sebuah masyarakat. Jika kondisi keluarga baik, kondisi masyarakat akan baik. Jika kondisi masyarakat baik, kondisi bangsa juga baik. Jika bangsa baik, peradaban akan baik. “Itulah mengapa baiknya sebuah peradaban berkaitan erat dengan baiknya kondisi keluarga,” kata Anis.
Pada kesempatan itu, Anis juga menegaskan kembali pentingnya bekerja sama dengan baik dalam menjalankan berbagai kegiatan yang bermanfaat buat masyarakat.
Dan, dia bersyukur PKS memberikan ruang yang sangat besar kepada kaum perempuan untuk berkiprah dalam perjuangan PKS. “Kita jadikan kegiatan kita di PKS, sebagai satu jalur yang kita tempuh untuk sama-sama menuju surga,” demikian Dr Hj Anis Byarwati, (akhir)