JOMBANG, beritalima.com – Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Tambak Beras Drs. Sutrisno, S.Pd telah mewisuda 695 siswa siswi pada tahun pelajaran 2016/2017 dari empat jurusan yang terdiri dari IPA, IPS, Bahasa, dan Agama. Wisuda dilaksanakan di halaman sekolah MAN Tambak Beras sendiri dan dihadiri oleh Ketua Yayasan. Dan Ketua Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Sekretaris Yayasan Ponpes Bahrul Ulum, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Kepala Kantor Kementerian Agama Jombang.
“Mudah – mudahan siswa – siswi yang telah diwisuda mendapat barokah dan menjadi anak yang soleh hingga bermanfaat duniah wal akhiroh. Terus karena belajar hanya orang yang memilliki keunggulan untuk bersaing,” ujarnya, Ahad (23/4/2017) kepada beritalima.com di lokasi acara.
Namun disampaikan KH. Hasib Wahab Chasbullah, Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, bahwa alumni MAN yang tidak melanjutkan ke universitas negeri, dapat kembali mondok dan kuliah di Unwaha.
“Kembali ke Unwaha, berarti bisa mengharumkan alma mater Pondok Pesantren Tambak Beras. Oleh karena itu kami mendoakan agar santri menjadi pemimpin yang dipercaya di masa yang akan datang. Apalagi santri Ponpes Bahrul Ulum telah diajarkan kepemimpinan organisasi dan sudah siap memimpin organisasi,” tandas Gus Hasib.
Dengan begitu seperti yang disampaikan Gus Hasib, Sutrisno sepakat dengan alumni MAN Tambak Beras yang tidak kuliah di universitas negeri malainkan bisa kuliah dan mondok lagi di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras. Karena di pondok ini ada Unwaha, STIKES, dan lainnya.
“Daripada di luar pondok gampang masuk angin, dan mudah tergerus dengan busaya luar yang begitu dasyat,” ucapnya.
Sebelumnya disampaikan Nurhayati Assegaf, anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat DPR RI, mengakui hadirnya di Ponpes Tambak Beras bukan hanya sekedar mencalonkan Gubernur Jawa Timur melainkan untuk ziarah. Oleh karena itu dia bersyukur kepada santri bisa sekolah disini.
Lebih lanjut ditegaskan Nurhayati, dalam hidup perlu disiplin, amanah dan istiqomah. Bahwa yang mengajarkan disiplin itu adalah Islam bukan agama yang lain. Menurutnya tidak perlu takut. Menurutnya, kita jangan takut dengan polisi dan KPK, melainkan takut sama malaikat karen malaikat yang mencatat prilaku manusia selama 24 jam.
Penjajah diatas bumi harus dihilangkan, penjajah yang paling utama adalah melawan malas. Maka dari itu wali santri diminta tanggapannya unruk menyatakan malas atau tidak.
“Jangan tundukkan kepala karena jabatan atau menundukkan kepada karena amanah. Jadi istiqomahnya harus ikhlas. Sekarang banyak orang takut dicopot dari jabatannya padahal tidak perlu takut,” imbuhnya. dedy mulyadi