JAKARTA, beritalima.com | Pendidikan Tinggi di Indonesia menjadi perhatian serius seluruh komponen bangsa. Tidak hanya Pemerintah, tetapi seluruh masyarakat Indonesia menginginkan Pendidikan Tinggi di Indonesia mampu bersain dengan Perguruan Tinggi lainnya di Dunia.
Dalam 2 (dua) tahun terakhir ini urutan Perguruan Tinggi di Indonesia dari tahun 2018 mengalami penurunan. Universitas Indonesia salah satunya menurut QS Word University Rangkings dari urutan 277 pada tahun 2018 merosot ke Urutan 292. Demikian halnya dengan perguruan Tinggi lainnya seperti ITB, UGM dan IPB.
Mencermati perkembangan tersebut, Ilo Ansar Ketua Umum Letho (Relawan Loyalis Eric Thohir) merasa bahwa sudah saatnya Perguruan Tinggi memacu kompetensi dengan menggunakan parameter persaingan International. Hal ini berkorelasi dengan banyak riset dan inovasi yang dituangkan dalam jurnal Internasional.
“Kami sebagai Tim Pemenangan Presiden Jokowi perlu mengawal visi misi Presiden dalam Pendidikan Tinggi, karena itu dibutuhkan pemimpin Perguruan Tinggi/Universitas yang mampu menerjemahkan dan mewujudkan keinginan Presiden” katanya, Selasa (10/09/2019) saat diwawancarai di Jakarta.
Demikian juga halnya pemilihan Rektor Universitas Indonesia yang menjadi perhatian masyarakat Indonesia, karena membawa nama Negara, harus benar benar mencari pemimpin Universitas/rektor yang mempunyai pengalaman dan sangat mengerti dunia pendidikan Perguruan Tinggi. Dalam hal ini lebih khusus mengerti tantangan dan peluang yang ada dalam Universitas Indonesia.
Tantangan yang dimaksud adalah mampu menjadikan UI sebagai Kampus berkelas dunia, milik seluruh anak bangsa yang majemuk dengan konsep ke-bhinneka-an dengan mengoptimalkan sumberdaya yang telah ada.
“Lebih lanjut dikemukakan bahwa, reputasi akedemik dari Universitas Indonesia perlu ditingkatkan dengan banyaknya riset, inovasi dan publikasi, membuka kelas International, menerima mahasiswa International dan meningkatkan kapasitas pengajar jika perlu syarat mengajar di UI minimal S3 dan terlebih lagi Rektor UI harus punya komitmen waktu tidak merangkap pada jabatan publik lainnya agar bisa fokus pada visi presiden,” ujar Ilo.
UI sendiri harus memberikan contoh kepada Perguruan Tinggi lainnya di Indonesia mengena, manajemen pengunaan anggaran terkait transparansi dan akuntabilitas keuangan mengingat besarnya dana publik yang dikelola dari sumbangan pendidikan mahasiswa dan pihak lainnya.
Konsekuensinya UI harus membuka diri dengan lembaga lembaga pengawas keuangan untuk menghindari penyalahgunaan anggran dan wewenang seperti KPK. Terkait kinerja Pimpinan UI jika ditanya mengengaprestasi, Ilo hanya berkomentar “lihat saja peringkatnya apakah meningkat apa menurun dari tahun ketahun.” (red)