Manisnya Kue Cucur tak Semanis Kehidupanmu

  • Whatsapp

Teriknya panas matahari tidak menggangu semangatnya.

Di depan pintu masuk pasar,di bawah payung besar dia berteduh, ditemani dengan asap kompor dan bau minyak yangmenyengat, di tempat inilah dia mencari nafkah.

Panggil saja namanya Ibu Sarmini perempuan yang dilahirkan di Madura tahun 1977.Dia selalu memulai harinya dengan berjualan kue cucur bahkan sampai malam tiba.

Umurnyayang tidak lagi muda tetapi semangatnya masih membara untuk membahagiakan ketiga oranganaknya.Dia berjualan di depan pintu masuk pasar Prumnas Klender, maksudnya agar orangyang ingin berbelanja ke pasar dapat membeli terlebih dahulu dagangannya untuk cemilan dijalan. Selain itu dia juga tidak hanya berjualan kue cucur saja, malam menjelang dia berjualanbebek goreng yang lapaknya terdapat di sebelah lapak kue cucur.

Pagi, siang, dan malam tidak menjadi hambatannya untuk mencari nafkah karena inijalan satu-satunya untuk bertahan hidup di Ibu Kota.

Dia berjualan kue cucur di pagi harikarena pendapatan penjualan bebek kurang dari apa yang diharapkan. “Karena jualanbebeknya sepi jadi cari usaha lain ya jualan ini” ujar Ibu Sarmani ketika ditanyai mengenaijualan bebeknya.Untuknya tak apa banting tulang mencari nafkah untuk anaknya karena maubagaimana lagi suami hanya berkerja sebagai kuli yang tidak mampu menghidupkan tigaorang anak di Ibu Kota yang serba mahal ini. Kebahagian anak menjadi prioritas utamauntuknya. Asam manis kehidupan berdagang sudah banyak dirasakan oleh Ibu Sarmini, mulaidari di gusur, sampai yang benar-benar pahit sekalipun yaitu kebakaran “Iya kebaran, dulu di
bulak deket SMP 6 kelurahan Klender” jelasnya. “Rumah saya dijadiin tempat dagang jugaya kebarkaran, kan bibi saya pulang kampung jadi saya suruh nempatin disana” jawaban IbuSarmini mengenai kebakaran rumahnya.

Kejadian kelam yang pernah dia alami tidak membuat dia trauma untuk berjualan kuecucur, bahkan dengan berjualan kue cucur dia mempunyai harapan yang ingin dia capai “Yasaya pengennya anak saya sekolah tinggi, ada sisahnya saya pengen ke mekkah gitu”.Perkatannya meembuat dia meneteskan air mata seketika. Semoga tuhan mendengar doa muya bu, dan mengabulkan segala permintaanmu. Amin

Penulis Meta Widianti
mahasiswi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *