Pada kesempatan itu hadir sebagai nara sumber Diskusi Kebangsaan dalam rangka HUT TNI ke – 71, diantaranya adalah Try Sutrisno mantan Wakil Presiden RI, Dosen dari Universitas Indonesia Dr Connie Rahakundini dan Brigjen TNI (Purn) D. Saafroedin Bahar. Begitu juga tidak ketinggalan mantan Wakil KASAD Letjen (Purn) Kiki Syahnakri dan Pengamat Politik Yudi Latif.
Try Sutrisno pun menegaskan, bahwa konsep TNI bukanlah seperti konsep tentara di dalam sistem demokrasi liberal yang tidak melibatkan tentara dalam politik. Namun Dalam sistem domokrasi Pancasila, TNI adalah rakyat dan warga negara yang dilatih, dididik, dan dipersenjatai, serta ikut membentuk GBHN. Karena menurut pandangan Mantan Wapres di era Soeharto itu menyatakan, bahwa TNI bagian dari keluarga bangsa Indonesia dan harus terlibat dalam politik.
Juga dijelaskan Try Sutrisno, bahwa di negara liberal, masyarakat sipil dan militer dikotomi, namun di Indonesia tidak mengenal dikotomi baik militer maupun sipil. “Di Indonesia, tentara ya rakyat dan rakyat ya tentara. Secara mikro, TNI ya mereka yang berpakaian dinas TNI. Tapi secara makro, tentara adalah seluruh rakyat Indonesia. Itu idiologi kita. Inilah yang ditakutkan pihak asing,” ujarnya.
Sementara Aliansi Kebangsaan yang didirikan Ponco Sutowo, telah mencermati perjalanan NKRI lewat amandemen Undang – Undang 1945, yang dilaksanakan empat kali. Namun setelah amandemen UUD 1945 mulai terasa dan muncul kekhawatiran masyarakat pada posisi TNI sekarang ini. Apalagi dikatakan mantan Wapres itu, TNI diperlemah aklibat amandemen Undang – Undang Dasar 1945.
Dari tema itu, Try Sutrisno menerangkan bahwa proses profesionalisme yang berjalan tidak boleh menghilangkan jiwa semangat juang dan patriotisme yang menjadi modal utama TNI. Sebaliknya perjalanan panjang sejarah justru harus menguatkan kesetiaan TNI dan Pancasila. Dengan demikian dikatakan mantan Wakil Presiden RI ke – 6 di era Soeharti tesebut mengatakan, TNI harus dapat terus berdiri sebagai pembela segenap rakyat Indonesia.
Lanjut Try, sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan NKRI, sudah seharusnya TNI peka terhadap aspirasi masyarakat secara menyeluruh. Pada dasarnya dalam setiap individu TNI sebagai warga NKRI yang setia pada Pancasila dan siap sedia sebagai patriot pembela ideoloigi negara. “Jika rakyat mulai gelisah menyikapi perjalanan bangsa yang menyimpang dari nilai-nilai luhur Pancasila an UUD 1945, sejatinya TNI mampu menyerap aspirasi tersebut dan ikut menjadi pendorong perubahan yang damai dan tetap bermartabat. dedy mulyad