beritalima.com | Peran entrepreneur menentukan kemajuan suatu bangsa dalam membangun lapangan pekerjaan. Wirausaha merupakan peluang kerja yang tidak akan pernah sempit samapai kapanpun. Pada era sekarang ini, yang menjadi masalah adalah banyak generasi muda penuh potensi seperti mahasiswa yang belum berani memulai berwirausaha. Beberapa hal yang masih menjadi pertimbangan mereka salah satunya adalah tidak ada modal, kurang mental, bingung untuk memulai.
Mardani H. Maming, seorang tokoh pengusaha muda nasional yang baru saja terpilih sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2019-2022 ini mengatakan bahwa entrepreneurship bukan hanya membuka usaha dengan modal yang sudah ada, tapi adalah bagaimana bisa memberikan nilai tambah dari keterbatasan yang dimiliki.
“Entrepreneurship adalah menciptakan nilai tambah dari keterbatasan dengan cara yang kreatif, mengelola dengan maksimal sumber daya yang dimiliki dan berani menanggung risiko. Awal dulu modal saya terbatas, menambang dengan rental alat berat. Lalu ada uang sedikit saya pakai untuk beli alat berat, perlahan tapi pasti,” ujar Mardani kepada 3.000an mahasiswa pada acara Brawijaya Entrepreneur Festival di Malang (31/10/2019).
CEO dari Holding Company bernama PT Maming 69 dan PT. Batulicin 69 yang saat ini membawahi sebanyak 55 entitas anak perusahaan mulai dari perusahaan yang bergerak di bisnis pertambangan, penyewaaan alat berat hingga properti tersebut menambahkan bahwa sebaiknya para generasi muda mulai berusaha menjemput mimpinya selagi masih berada di usia muda. Menurut Mardani, mimpi merupakan bahan bakar terpenting dari seorang entrepreneur.
“Jemput mimpimu di masa muda, karena itu kunci kesuksesanmu. Mimpi dapat saya katakan bahan bakarnya para entrepreneur atau pengusaha. Setelah tahu apa yang menjadi mimpi kita, pasang target keberhasilan 5-10 tahun ke depan. Fokus untuk meraih target tersebut, dan insyallah akan terjadi bisnis yang sempurna,” tambahnya.
Mardani yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Tanah Bumbu (Tanbu) Kalimantan Selatan sekaligus menegaskan bahwa jika nanti membuat sebuah usaha, sebaiknya yang masih dalam keahlian atau bidang yang dikuasai. Agar terjadinya kedisiplinan dan konsistensi, karena dua hal tersebut adalah pilar yang akan menopang seorang pengusaha.
“Biasanya pengusaha muda banyak yang baru usaha pertambangan, langsung buka showroom mobil atau cafe, yang tidak nyambung dengan pekerjaan utama dan bidangnya. Perlu disiplin dan konsistensi. Saya sejak dulu menambang dari tahun 2000 sampai sekarang, jadi saya selalu membangun usaha yang sesuai dengan bidang saya dan masih sama core bisnisnya dengan pekerjaan utama saya. Hulu sampai hilir kita optimalkan,” tutupnya.