Mari Jadikan Petani, Pemilik Teknologi

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Provinsi Nusa Tenggara (NTT) memiliki  daerah yang terbilang sangat kering. Karenanya, teknologi pertanian harus terus dikembangkan, agar hasil pangan dapat memberikan manfaat yang diinginkan. Berbagai macam teknologi pertanian yang dibagikan, mulai dari  kelompok sampai kepada individu.
“ Saya harapkan bisa memudahkan para petani dalam mengolah lahan dan meningkatkan produksi pertaniannya. Teknologi yang sudah diciptakan, mestinya menjadi milik petani, mereka tidak boleh sekedar menjadi pengguna saja” kata Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, saat menerima kunjungan FAO Representative of Indonesia di ruang kerjanya, Jumat (23/9) siang.
Ia mengatakan, apabila teknologi telah menjadi milik petani maka kita akan merasa lebih aman. Selain itu, mereka sendiri pasti akan lebih termotivasi untuk menciptakan hasil produksi pertanian yang memuaskan, menciptakan ketersediaan pangan yang akan tetap ada dan tidak merusak lahan. Varietas baru, bisa mereka kembangkan sendiri, lahan pun tetap subur.
“ Memang,  proses edukasi ini membutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi, kita membutuhkan itu, itulah proses. Kita merasa puas, ketika masyarakat tani sudah memiliki teknologi, yang mampu mereka kembangkan sendiri, membantu mereka dalam mengolah lahan garapannya. Dengan demikian, peran para penyuluh pertanian  menjadi sangat penting”, kata Lebu Raya kepada rombongan perwakilan FAO Indonesia yang berkunjung, meminta dukungan Pemerintah Provinsi NTT itu.
Nusa Tenggara Timur katanya, masih membutuhakan dukungan dari FAO Representative of Indonesia. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama memberdayakan para petani, dengan memanfaatkan teknologi yang semakin pesat berkembangan.
“Saya juga berharap agar FAO Representative of Indonesia – RDTL dapat menempatkan orang-orang pada kabupaten yang tepat, agar semua orang yang mau belajar, tidak mengalami kendala untuk berkunjung dan belajar. Sebanyak 6.000 orang yang telah dibina, agar juga dapat menularkan  keterampilan mereka kepada sesamanya.  Saya pasti akan dukung, masa untuk daerah saya tidak dukung” tegas Lebu Raya sedikit berkelakar.
Dalam kesempatan itu, Mr. Mark Smulder, Kepala Perwakilan FAO Indonesia-RDTL  mengatakan bahwa tujuan dilakukan kunjungan ini adalah untuk menyampaikan kehadiran dan kesiapan FAO Representative, dalam mendukung program Pemerintah.
“Kami melihat, para petani sangat membutuhkan pendampingan, baik yang berada di NTT maupun di NTB. Sudah hampir 5 Tahun FAO Representative Indonesia –RDTL berkiprah di NTT. Kehadiran kami di NTT telah mendapat respon yang menggembirakan. Masyarakat menilai kehadiran kami sangat membantu mereka, terutama dengan fasilitas dan alat-alat teknologi yang kami kenalkan” begitu ujar Mark.
Pada puncak musim kemarau, para petani merasa bangga akan hasil pangan di musim yang tidak bersahabat itu. Bukan saja  mampu meningkatan hasil pangan tetapi FAO juga mampu mengurangi resiko kekurangan bahkan kegagalan tanam. Karenanya, dalam sembilan bulan kami bekerja keras, bersama semua tim. Peran aktif tenaga penyuluh memang sangat penting. Pada waktu-waktu mendatang, pihaknya berharap dapat bekerja sama lebih intensif lagi. Dia juga mengharapkan dukungan pemerintah daerah untuk mengambil peran lebih banyak. Turut serta menggalang partisipasi bersama, mendukung konservasi lahan pertanian di NTT dan NTB. “ Saya melihat, ketersedian pangan akan stabil, tetap ada sepanjang tahun”, ujarnya.
Menurut dia, kondisi iklim di NTT, khususnya terkait Elnino yang hebat, memang berpotensi memberikan dampak signifikan bagi hasil produksi. Akan tetapi, produksi pangan di Timor TengahUtara (TTU) misalnya, tidak mengecewakan.”  Saya baru tahu, kalau di TTU itu hasil pangannya menggembirakan,  dengan menggunakan teknik tanam olah lobang. Teknik penanaman tersebut tidak menggunakan  pupuk kimia, mereka menggunakan pupuk organi”, begiu pangakuan Ambrosius Kodo, Kasubid Produksi pada Bidang PP2, Bapppeda Provinsi NTT yang juga hadir saat itu.
Turut mendampingi Mark Smulder pada kunjungan tersebut diantaranya Mr. Harlen Hale, Regional Advisior, Dr. Ajeng Herianto, Assitand FAO Repsentative, Anny Mulyani, Wakil National Project, Koordinator Balitabang, Tejaningsi, Fungsional Perencana Bappenas, Karo Humas Setda NTT, Semuel Pakereng serta aparatur unit Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTB. (Ang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *