NIAS UTARA- Perempuan itu bernama Maria Zalukhu, yang memberikan sirih lewat tarian Famee Afo. Maria dipilih dari sejumlah penari untuk memberikan kepada Sihar Sitorus yang datang berkunjung ke Lahewa, Nias Utara.
Pemberian sirih tersebut merupakan tradisi di desa mereka, sebagai penghormatan kepada tamu terhormat. Kunjungan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumut nomor urut dua dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 ini merupakan kebanggaan bagi mereka. Karena mereka tinggal di salah satu desa terdalam di Nias Utara.
Maria mengaku bangga didaulat sebagai pengantar sirih kepada Sihar. Karena posisi tersebut merupakan salah satu posisi yang memiliki tugas inti menyambut raja. Karena wakil Djarot Saiful Hidayat tersebut merupakan salah satu putra terbaik Sumut.
Selama ini Maria sudah sering melihat Sihar lewat media publik dan jejaring sosial. Namun tidak menyangka akan menjadi pengantar sirih kepada Sihar. Di sisi lain, Maria juga akan menggunakan hak suaranya pada Pilkada Sumut 2018 ini. Karena itu, tugas mengantar Siri menjadi kesempatan untuk mengenal Sihar lebih dekat. “Dari yang saya lihat, bapak itu lembut, berkarisma dan memiliki marwah sebagai pemimpin. Saya pasti tidak akan menyia-nyiakan suara saya dan akan memilih dia,” katanya.
Selain Maria, Berniat Putri Lase juga mengatakan hal yang sama. Baginya yang sudah menapaki usia 17 tahun, menjadi penari yang mengantar sirih adalah hal istimewa. Terlebih dia akan menggunakan hak suaranya pertama sekali pada Pilkada nanti.
Prinsipnya, penggunaan suara pertama harus tepat dengan memilih pasangan yang pas. Karena itu, kesempatan menari memberi penyambutan atas kedatangan Sihar menjadi ruang baginya untuk mengenal Sihar lebih dekat. Dari yang dilihatnya, Sihar sangat menghargai budaya, karena dia menerima pemberian mereka dengan senyum yang bersahabat.
Dia juga meyakini bahwa Sihar juga akan mengembangkan desa mereka ini, karena selama ini belum ada tokoh seperti Sihar yang mendatangi mereka. “Dia pasti akan membangun kampung kami, karena tadi dia menerima pemberian kami dengan bahagia,” katanya.
Sementara itu, pelatih tari Famee Afo, Anisa Zalukhu mengatakan bahwa dia sengaja memilih para pemuda pemudi yang baru menyelesaikan pendidikan dari bangku sekolah untuk menumbuhkan minat memilih pemimpin mereka. Ketika ditawarkan untuk menari menyambut Sihar yang merupakan Cawagub Sumut, mereka tertarik.
Dengan kata lain, menurut Anisa ketertarikan itu merupakan salah satu tolak ukur bahwa animo mereka untuk mengenal cawagub mereka sangat tinggi. “Harapan kita, agar Pak Sihar Sitorus terus memberikan perhatian kepada mereka, saat terpilih nanti menjadi pemimpin mereka di Sumut,” katanya.
Sementara itu, Ketua Relawan Persatuan Omoda Djoss, Ferry Laoly mengatakan, kreativitas anak muda di Nias Utara tersebut merupakan kreasi pengenalan calon pemimpin yang sangat baik. Sebab secara tidak langsung, anak muda tersebut akan memahami seperti apa calon yang mereka pilih dan akan mengajak mereka untuk memilih dengan baik. “Karena selama ini minat memilih itu rendah, karena itu lewat ruang kreasi mereka diajak untuk memilih,” katanya.
Sihar Sitorus mengungkapkan, masyarakat harus bersama-sama menggunakan hak suaranya dengan baik. Memilih dalam Pilkada Sumut merupakan kesempatan untuk menentukan pilihan pembangunan lima tahun ke depan. Saat ini, kemiskinan dan ketidakadilan sosial menjadi alasan untuk menentukan pilihan.
Terlebih saat ini Nias berada di persimpangan yang di hadapkan pada pilihan untuk tetap atau maju. Karena itu, pemilih pemula dan kalangan sosial harus memiliki komitmen untuk menggunakan suara dengan baik.
“Prinsipnya kami dari pasangan nomor urut dua, menawarkan perubahan, Sumut Hebat dan Sumut yang Lebih Baik dengan Semua Urusan Mudah dan Transparan. Gunakan hak suara dan jangan biarkan golput sebagai pemenang,” katanya.(bcl comm)