TRENGGALEK, beritalima.com
Menemui puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) produsen nata decoco di RT.12, RW.04, Dusun Ngemplak Kulon, Kelurahan Sumbergedong, Mochamad Nur Arifin berikan dorongan dan motifasi.
Mas Ipin panggilan akrab dari Mochamad Nur Arifin menyebut, dirinya sebagai calon bupati petahana tidak ingin hanya mengobral janji. Karena selama ini, ketika dia menjabat sebagai wakil bupati dan bupati definitif Trenggalek memang telah banyak menetapkan terobosan-terobosan kebijakan demi kepentingan rakyat.
“Salah satunya, kemudahan dalam mengurus perijinan ataupun kelengkapan administrasi pendukung lainnya,” kata Mas Ipin, Senin (9/10/2020).
Menurut dia, ketika bicara mengenai potensi ekonomi maka apapun peluang yang dilakukan oleh masyarakat terutama dibidang pemberdayaan pasti akan selalu didukung penuh. Kedepan, saat dirinya dipercaya dan terpilih kembali jadi bupati periode 2020-2023, untuk usaha makanan, dalam mengurus ijin seperti BPOM, sertifikasi halal dan lainnya akan digratiskan.
“Diupayakan, ada peningkatan nilai bagi para pelaku UMKM. Mendukung itu, nanti kita bantu terkait ijin baik itu BPOM , label halal dan lain-lain. Malah akan digratiskan,” jelasnya.
Selain itu, suami Novita Hardiny tersebut mengharap akan segera terbentuk asosiasi produsen nata decoco Trenggalek agar bisa menjadi fasilitator ataupun sarana untuk mengakomodir kepentingan anggotanya. “Saat sudah ada asosiasi maka kepentingan anggota akan lebih mudah dicarikan solusinya,” imbuhnya.
Diapun menambahkan, salah satu alternatif lagi yang mungkin bisa dipertimbangkan oleh para pelaku UMKM ini adalah kemasan produk dengan format ‘comunal branding’. Karena dengan strategi ini, terkait biaya produksi, biaya promosi ataupun biaya lainnya akan lebih ringan.
“Saya pastikan, pemerintah daerah membantu kok. Termasuk nanti perlindungan merk atau patennya, standarisasi kwalitas, kebersihan produk, kesesuaian harga, pengemasan dan lainnya,” tandas Mas Ipin.
Bahkan, pihaknya saat ini sudah menyusun pola pemasaran skala regional dan internasional. Kalaupun ada yang ingin menembus pasar ekspor, juga siap membantu.
“Tapi kalau untuk pasar Eropa biasanya punya regulasi lebih ketat. Harus benar-benar dipersiapkan segala sesuatunya agar bisa menembus persaingan di Eropa,” pesan calon bupati nomor urut 2 ini.
Sementara, salah satu pengusaha nata decoco Trenggalek, Wahyu Fajar Nur Setiawan menyebut, saat sekarang ini untuk produk terbesar nata decoco se-Jawa Timur ada di Trenggalek.
“Kami sudah memulai usaha sejak 4 tahun lalu, dengan mempekerjakan sekitar 80 orang dan mampu memproduksi 80-100 ton per bulan,” ujarnya.
Itu, sambung Wahyu, juga termasuk salah satu dari hasil bantuan dimasa pemerintahan Mas Ipin. Beberapa dukungan benar-benar dirasakan oleh para pelaku UMKM khususnya produsen nata decoco yang tergabung dalam paguyubannya Youngcoco Factory.
“Dimasa pemerintahan mas Ipin, banyak kebijakan yang langsung terasa dampaknya bagi UMKM. Untuk itu, kami berharap pemerintahan beliau bisa berlanjut,” pungkas Wahyu. (her)